jatimnow.com - Ningsih Tinampi alau Bu Ningsih, pemilik pengobatan alternatif spesialis pengusir santet asal Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, sempat menjadi trending topik di media sosial Twitter, Selasa (3/12/2019).
Sampai pukul 13.43 Wib, terhitung ada 4.412 tweet, yang menempatkan Bu Ningsih pada posisi nomor dua trending topik di Indonesia.
Dari penelusuran jatimnow.com, trending Bu Ningsing ini bermula dari akun Anggita @tharanada yang membandingkan kesediaan pasien Ningsih Tinampi yang rela membayar biaya berobat senilai ratusan ribu sekali berobat sekali terapi.
Namun di sisi lain, dalam cuitan tersebut, ia menyinggung adanya orang yang mempermasalahkan pembayaran iuran BPJS, senilai puluhan ribu.
"Nonton bertanya Bu Ningsih, pasang tarif Rp 300 Ribu - Rp. 5,5 Juta. Pas pasiennya kenapa mau bayar segitu, jawabnnya 'Ya namanya juga sakit, demi menghilangkan sakit, saya rasa gak masalah'. Gak masalah guys. Kalau disuruh bayar BPJS yang iurannya minimal Rp 50 Ribu itu baru masalah," tulis @tharanada.
Tweet tersebut yang dibuat Senin (2/12/2019) pukul 20.36 Wib hingga mendapat 4 ribu retweet dan 3 ribu like atau suka. Berbagai respon netizen di utasnya mengalir. Salah satunya akun Aina Mardiah @ainalmrdh.
"Kurang setuju sama cara dan harga pengobatan Bu Ningsih. Tapi kalau dibandingin sama BPJS, seolah BPJS 50rb/bulan jauh lebih ringan, kayanya salah juga. Untuk orang kurang mampu, 50rb/bulan dengan tanggungan misal 3 anak, 2 orang tua = 250 Ribu /bulan = 3 Juta/tahun, dan belum tentu dipakai. ya jatohnya berat juga," balas @ainalmrdh.
"Konteksnya beda, BPJS itu kan iuran, dia harus ngebayar padahal belum tentu akan sakit. Jadi ada keengganan. Sementara Bu Ningsih, orang rela bayar mahal karena ada jaminan sembuh, dan ada trust juga. Kalo pelayanan Rumah Sakit baik dan ada jaminan, orang juga gak akan ke Bu Ningsih," timpal @ucalxx atau mursal.
Menanggapi trending Bu Ningsih yang dibandingkan biaya pengobatannya dengan iuran BPJS, Humas Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi, M Bisri mengatakan jika pihaknya tidak terlalu ambil pusing dengan polemik tersebut.
"Karena kita kerja untuk ibadah, membantu orang. Selain pasien reguler yang ditarif Rp 300 ribu per terapi, ada juga pasien privasi untuk anak dan pasien jarak jauh yang parah. Tarifnya Rp 1,5 Juta. Itu lo kami sampai nolak-nolak," ucap Bisri saat dikonfirmasi jatimnow.com, Selasa (3/12/2019).
Menurutnya, pengobatan di Ningsih Tinampi sangat terjangkau dibanding pengobatan alternatif terkenal lainnya.
"Di sini daftarnya tidak bayar, makan dan minum juga disediakan, gratis. Uang dari biaya berobat para pasien pun disalurkan ke sekolah-sekolah dan panti asuhan. Kita juga sedekahkan ke orang yang membutuhkan," pungkasnya.