REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa Istana tidak mengintervensi proses pemilihan ketua umum Partai Golkar. Namun pada saat bersamaan ia juga tak ingin Partai Golkar pecah.
"Saya lihat dari jauh, kalau Golkar pecah jadi partai baru lagi itu kekhawatiran saya," kata Jokowi dalam sambutannya di pembukaan musyawarah nasional (munas), Selasa (3/12).
Sebagai kepala negara ia berhak menjaga stabilitas bangsa. Jokowi menilai jika Partai Golkar goyang, maka hal itu juga akan berpengaruh pada stabilitas dan kondusifitas negara.
"Kenapa kita butuh stabilitas politik, karena negara-negara lain yang stabil, lihat Hong Kong, diskonten terjadi di mana-mana. Yang tadinya kita anggap nggak masalah tahunya masalah," ujarnya.
Ia pun mengapresiasi sikap Bamsoet yang memutuskan untuk mundur dari pencalonan. Menurutnya keputusan tersebut membuat munas kali ini lebih sejuk.
"Kalau AC (air conditioner) dimatikan, saya yakin juga tetap sejuk," kelakar Jokowi.
Sebelumnya diisukan Wakil Koordinator bidang (Wakoorbid) Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) bertemu dengan utusan presiden. Namun hal itu langsung dibantah Bamsoet.
"Enggak ada, enggak ada utusan presiden. Siapa?," tanya Bamsoet.