Rabu 04 Dec 2019 07:34 WIB

Siasat Slank Sikapi Tren Musik dan Era Digital

Genap berusia 36 tahun, Slank punya siasat hadapi tren musik dan era digital.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Grup musik Slank. Genap berusia 36 tahun, Slank punya siasat hadapi tren musik dan era digital.
Foto: Republika/Shelbi Asriyanti
Grup musik Slank. Genap berusia 36 tahun, Slank punya siasat hadapi tren musik dan era digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Slank adalah salah satu band Indonesia yang sukses mempertahankan eksistensinya selama 36 tahun. Salah satu personel Slank, Bimbim, mengatakan bahwa kunci bertahannya band mereka adalah bisa beradaptasi dengan perubahan.

"Dunia cepat banget berubah, jadi Slank berusaha surfing di ombak itu. Itu mempermudah kita dan memang harus tetap ikuti perubahan. Jangan dilawan, tapi diikuti," kata penabuh drum sekaligus pendiri Slank tersebut.

Baca Juga

Bimbim mencontohkan salah satu perubahan, yakni kemudahan unjuk karya kepada publik. Dia mengenang, dulu musisi sangat sulit menjangkau penikmat musik jika tidak memiliki koneksi ke stasiun televisi TVRI.

Sangat berbeda dengan saat ini. Penyanyi atau musisi dari pelosok gunung pun bisa membuat karyanya viral, asal unik dan memiliki gaya berbeda. Begitu pula banyaknya aplikasi musik streaming serupa perpustakaan lagu.

Slank memanfaatkan kemudahan di era digital untuk mendekatkan karya-karyanya dengan Slankers, sebutan bagi penggemar mereka. Bimbim dan personel lain merupakan pengguna media sosial aktif. Band juga kerap mengunggah konten di kanal //Youtube//.

Kaka, vokalis Slank, turut angkat bicara mengenai hal itu. Dulu musisi seolah hanya bermuara pada satu pihak, seperti label musik besar. Akan tetapi, sekarang talenta-talenta muda bisa berkarya tanpa harus 'menadahkan tangan'.

Dia juga menyoroti tren musik yang terus berubah. Saat ini, mulai muncul tren nostalgia mengenang musik maupun band Indonesia yang pernah eksis di era 1980 sampai 1990-an. Kaka mengatakan, hal itu baik tetapi akan lebih baik lagi jika musisi mempertahankan karyanya.

"Sayang kalau setop di tengah jalan. Slank bersyukur banget sampai sekarang masih bisa memotret budaya Indonesia, perubahan musik dan industri musik di Indonesia. Ini menjadi privilege buat kita," ungkap Kaka

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement