REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Rabupagi menemukan empat ekor penyu mati di sekitar pantai area pembuangan limbah bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu.
“Kami menerima laporan dari warga dan tim segera ke lokasi, menemukan empat ekor penyu mati di pantai Teluk Sepang,” kata Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Donald Hutasoit di Bengkulu, Rabu (4/12).
Ia mengatakan kasus kematian penyu ini bukan yang pertama sejak PLTU batu bara Teluk Sepang beroperasi di sekitar lokasi itu. Dari laporan masyarakat sebelumnya, empat ekor penyu juga ditemukan mati di lokasi tersebut sehingga saat ini total delapan penyu yang mati.
“Langkah yang kita ambil adalah akan dilakukan otopsi dan untuk mengetahui kandungan unsur kimia perlu uji laboratorium,” katanya.
Saat ini keempat penyu tersebut sudah diamankan di kantor BKSDA resor Pantai Panjang dan dokter hewan BKSDA segera melakukan pembedahan dan mengambil sampel mikroskopis.
Sementara warga Kelurahan Teluk Sepang, Rustam mengatakan kematian penyu secara beruntun di Pantai Teluk Sepang menimbulkan tanda tanya besar di masyarakat sebab kejadian ini belum pernah terjadi hingga proyek PLTU batu bara berdiri di tepi pantai itu.
“Kami menduga kuat ini ada kaitannya dengan limbah bahang PLTU batu bara karena selama kami tinggal di Teluk Sepang ini, kejadian seperti ini tidak pernah ada,” ucapnya.
Rustam yang turut bersama petugas BKSDA mengangkut bangkai penyu ke kendaraan patroli mengatakan pemerintah harus segera mencari tahu penyebab kematian penyu tersebut.