REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Humas PT BPD Sumatera Barat (Bank Nagari) Aulia Alfadil mengatakan perioritas utama Bank Nagari pasca konversi menjadi bank syariah adalah mematangkan di dalam atau internal untuk pengelolaan keuangan dengan memakai pola syariah. Selama ini Bank Nagari kata Aulia bergerak dengan sistem keuangan bank umum konvensional.
"Sekarang internal dulu, namanya kita selama ini bank umum yang bergerak di bank konvensional. Jadi internal kita belum mengetahui apa yang sebenarnya sistem kerja bank syariah. Butuh sosialsiasi, butuh ada pendidikan lagi buat intetrnal," kata Alfadil kepada Republika di Padang, Rabu (4/12).
Selain itu Bank Nagari menurut Aulia juga perlu mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai perubahan Bank Nagari dari bank konvensional menjadi bank syariah. Bank Nagari kata dia akan menekankan kepada masyarakat bahwa yang berubah hanya pola pengelolaan keuangannya saja. Tetapi dalam pelayanan kepada masyarakat, tidak ada berubah.
"Malahan pelayanan harus berubah lebih baik. Lebih islami," ujar Aulia.
Aulia membeberkan dalam waktu dekat, para pemilik saham Bank Nagari akan menentukan jajaran direksi yang baru. Jadinya masa transisi perubahan menjadi bank syariah akan dilanjutkan oleh jajaran direksi yang baru yang diharapkan lebih paham mengenai tata kelola bank syariah.
PT BPD Sumatera Barat (Bank Nagari) resmi melakukan konversi dari bank konvesional menjadi bank syariah. Hal tersebut disetujui berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir November 2019.
Dari sisi kinerja keuangan, per Maret 2019 Bank Nagari membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 1,04 triliun, dengan pendapatan bunga bersih Rp589,53 miliar. Laba bersih tahun berjalan Rp124,59 miliar.
Total aset mencapai Rp 24,16 triliun, yang terdiri dari ekuitas sebesar Rp 2,82 triliun dan liabilitas sejumlah Rp 21,34 triliun. Liabilitas dari surat berharga yang diterbitkan sebesar Rp 598,39 miliar.