REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Kepala Layanan Medis Perdamaian Jepang Tetsu Nakamura tewas ditembak orang-orang bersenjata tak dikenal di kota Jalalabad, Nangarhar, Afghanistan, Rabu (4/12).
Selain dia, terdapat lima korban tewas lainnya, termasuk pengawal dokter dan sopir. "Dokter Nakamura telah meninggal dunia dari luka yang diterimanya dalam serangan bersenjata pagi ini," ungkap juru bicara gubernur provinsi Nangarhar, dikutip laman Aljazirah.
Nakamura dilaporkan mengalami luka serius akibat insiden penembakan. Dia sempat menjalani operasi di rumah sakit setempat. Namun nyawanya tak tertolong saat dia diterbangkan ke rumah sakit lapangan udara Bagram di Kabul untuk memperoleh perawatan lebih lanjut.
Gubernur Nangarhar, Shah Mahmood Meyakhail, mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Nakamura. Menurut dia, kepergian Nakamura turut diratapi oleh masyarakat di Nangarhar. Sebab mereka telah menerima pelayanan medis dari Nakamura selama lebih dari satu dekade.
Kepolisian Nangarhar mengatakan sedang memburu para pelaku penembakan. Mereka tak mengungkap tentang siapa kemungkinan yang melakukan aksi penyerangan tersebut.
Namun penyelidikan instensif sedang dilakukan. Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Nakamura dan rombongannya.
Nakamura telah mengepalai LSM Jepang di Nangarhar sejak 2008. Dia datang ke Afghanistan setelah seorang rekannya, Kazuya Ito, diculik dan dibunuh. Badan-badan bantuan dan LSM memang kerap menjadi sasaran serangan kelompok milisi dan ekstremis di Afghanistan.
Pada 24 November lalu, Anil Raj, seorang warga Amerika yang bekerja untuk Program Pembangunan PBB di Afghanistan tewas saat kendaraannya menjadi sasaran pemboman di Kabul.
Pada Mei, kelompok Taliban juga menargetkan Counterpart International, sebuah kelompok nirlaba yang didanai Amerika Serikat (AS) dan bekerja untuk orang-orang termarginalkan. Sebanyak sembilan orang tewas akibat serangan Taliban.