REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten dinilai belum ramah kepada para penyandang disabilitas. Hal ini dikatakan para pegiat dan penyandang disabilitas di Kota Serang saat melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional.
Koordinator aksi, Gilang Septian Pratam menyebut bahwa aksi ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi, agar masyarakat Kota Serang dapat menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas.
"Karena yang kami lihat hari ini adalah masyarakat Kota Serang masih kurang peduli terhadap eksistensi warga penyandang disabilitas," jelas Koordinator aksi, Gilang Septian Pratama, Rabu (4/12).
Kurangnya perhatian pada penyandang disabilitas menurutnya dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui bahwa jalur kuning atau guiding block yang ada di trotoar jalan, merupakan pemandu jalan bagi penyandang tunanetra.
"Sepanjang kami melakukan longmarch hingga alun-alun, kami menemukan banyak sekali kendaraan bermotor yang parkir di atas guiding block. Tentu ini berbahaya bagi penyandang tunanetra," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa terdapat bangunan yang justru dibangun di atas trotoar jalan. Sehingga, tidak ada ruang bagi pejalan kaki, bahkan penyandang disabilitas, untuk berjalan.
Gilang meminta kepada Pemkot Serang maupun Pemprov Banten, agar dapat lebih gencar melakukan sosialisasi untuk menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas.
"Tentu kami tidak hanya menuntut, kami pun siap untuk bersinergi dengan pemerintah agar bagaimana Kota Serang ini dapat menjadi kota yang ramah disabilitas," ujarnya.