REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Melania Trump menegur salah satu ahli hukum yang bersaksi pada sidang pemeriksaan untuk pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rabu (4/11). Profesor tersebut membuat lelucon yang melibatkan putra Melania, Barron, dan telah meminta maaf.
"Seorang anak kecil layak mendapatkan privasi dan harus dijauhkan dari politik. Pamela Karlan, Anda harus malu dengan penyataan publik Anda yang sangat marah dan jelas-jelas bias dan menggunakan seorang anak untuk melakukannya," kata ibu negara itu dalam kicuan di Twitter.
Dikutip dari CNN, Karlan adalah profesor hukum di Stanford Law yang menjadi saksi pemakzulan yang didukung oleh Partai Demokrat. Ketika memberikan kesaksian dia menggunakan nama depan anak berusia 13 tahun dalam analogi untuk membuat argumen tentang perbedaan antara raja dan presiden.
"Konstitusi mengatakan tidak boleh ada gelar bangsawan, jadi sementara Presiden bisa menyebut putranya Barron, dia tidak bisa menjadikannya seorang baron," kata Karlan yang mendukung Trump dimakzulkan.
Setelah menyatakan itu, Karlan pun kemudian meminta maaf atas komentarnya. "Saya ingin meminta maaf atas apa yang saya katakan sebelumnya tentang putra Presiden, salah untuk melakukan itu," katanya.
Komentar Karlan memang menimbulkan tanggapan yang cukup keras dari pihak pendukung Trump. Perwakilan Republikan dari Florida Matt Gaetz yang secara langsung berhadapan dengan Karlan selama periode pemeriksaan di persidangan menyatakan keberatan.
"Izinkan saya juga menyarankan ketika Anda memanggil nama putra Presiden di sini, ketika Anda mencoba membuat sedikit lelucon tentang referensi Barron Trump, itu tidak memberikan kredibilitas pada argumen Anda. Itu membuat Anda terlihat kejam," kata Gaetz kepada Karlan.
Wakil Presiden Mike Pence saat tampil di Holland, Michigan, juga mengecam komentar Karlan. Dia menyatakan sidang tersebut telah mencapai titik terendahnya.
"Saya baru saja mendengar di persidangan hari ini. Salah satu saksi Demokrat benar-benar menggunakan putra presiden berusia 13 tahun untuk membenarkan pemalsuan mereka. Demokrat harus malu. Cukup sudah," kata Pence.