Jumat 06 Dec 2019 04:00 WIB

Warga Hong Kong Khawatir Efek Gas Air Mata Ganggu Kesehatan

Dapur warga Hong Kong jadi 'laboratorium' yang memproduksi detoks gas air mata

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata saat bentrokan dengan demonstran di dekat kampus Hong Kong Polytechnic Universitydi Hong Kong, Senin (18/11). Warga Hong Kong Khawatir Efek Gas Air Mata Ganggu Kesehatan. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata saat bentrokan dengan demonstran di dekat kampus Hong Kong Polytechnic Universitydi Hong Kong, Senin (18/11). Warga Hong Kong Khawatir Efek Gas Air Mata Ganggu Kesehatan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Pada siang hari sebuah dapur usaha kecil menengah di Hong Kong memproduksi makanan kecil. Malam harinya, dapur itu menjadi laboratorium detoks gas air mata untuk para pengunjuk rasa pro-demokrasi.

Para sukarelawan berkumpul di sekitar dapur tersebut. Mereka memasukan paket-paket kecil pil warna-warni ke dalam kantong plastik. Di sebuah meja ada seorang perempuan membuat pil kunyit dengan masukan kapsul gelatin ke dalam mangkuk yang berisi bubuk jeruk.

Baca Juga

"Polisi menggunakan begitu banyak gas air mata dan orang-orang menderita, kami ingin membantu, terutama pengunjuk rasa garis depan, yang membahayakan nyawa mereka untuk kota," kata pemilik dapur tersebut, Kamis (5/12).

Pemilik dapur tidak dapat menyebutkan namanya karena khawatir bisnisnya akan ditekan. Polisi Hong Kong melepaskan lebih dari 10 ribu tembakan gas air mata selama unjuk rasa terjadi enam bulan yang lalu. 

Pengunjuk rasa menuntut pemilihan umum yang sepenuhnya demokratis. Kini mereka juga menuntut penyelidikan independen terhadap kekerasan yang dilakukan polisi selama unjuk rasa termasuk penggunaan gas air mata.

Penggunaan gas air mata di Hong Kong yang padat penduduk dan dikenal sebagai hutan beton sangat jarang terjadi. Warga kota itu khawatir penggunaan gas air mata dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan mereka.

Sampai kini belum ada bukti dampak kesehatan jangka panjang dari gas air mata karena belum ada uji coba yang menyeluruh. "Saya berpikir tidak ada keadaan di mana orang terpapar gas air mata berulang kali sampai level seperti ini. Apa yang terjadi di Hong Kong sangat luar biasa," kata ahli toksikologi dari University of Leeds Alistair Hay.

Polisi Hong Kong menembakan gas air mata di peRmukiman yang sempit, dekat rumah sakit, mall, dan sekolah. Tidak hanya pengunjuk rasa yang kena dampaknya tapi juga anak-anak, orang tua, dan orang sakit.

Beberapa orang khawatir residu gas dapat menempel di aspal, tembok, ventilasi, atau tempat-tempat lainnya sampai berhari-hari atau berpekan-pekan. Orang tua, sekolah, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya sudah meminta bahan kimia dari gas air mata sehingga mereka dapat membersihkannya dengan benar dan tepat.

Namun hingga kini polisi belum mengungkapkannya. Karena tidak adanya informasi, beberapa orang tua berhenti membawa anak mereka ke taman-taman. Di internet juga tersebar saran untuk ibu menyusui. Mereka diminta untuk tidak menyusui setelah beberapa jam terkena gas air mata.

Banyak orang membeli buah segar di pasar setelah polisi menembakan gas air mata ke pasar bulan lalu. Warga kota Hong Kong pun memiliki ritual baru. Mencuci pakaian, barang-barang, dan mandi dengan soda kue.

Saran-saran untuk pengunjuk rasa tidak mandi air panas usai terkena gas air mata juga tersebar di intenet. Dikhawatirkan air panas membuka pori-pori dan membuat bahan kimia dari gas air mata masuk ke dalam tubuh.   

Pemilik dapur pembuat paket detoks gas air mata mengatakan ingin membantu pengunjuk rasa pro-demokrasi yang ingin menghindari rumah sakit. Ini karena biasanya pengunjuk rasa ingin menyembunyikan identitas mereka dan menghindari penangkapan.

Paket detoks biasanya terdiri dari vitamin dan bahan-bahan alami lainnya. Satu paket lagi berisi 10 botol minuman antioksidan yang katanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Paket itu juga dilengkapi instruksi program detoksifikasi selama 10 hari yang melarang alkohol dan rokok. 

Tidak ada uji coba saintifik tentang pengobatan gejala gas air mata itu. Tapi pemilik dapur mengatakan ia mendapatkan tanggapan yang baik dari pengunjuk rasa yang mengkonsumsi paket detoks tersebut.

Hay mengatakan konsentrasi berlebihan gas CS, yang biasanya terkandung dalam gas air mata dan residunya di lingkungan, dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kelompok rentan.

Media-media Hong Kong melaporkan pada Agustus lalu sekelompok dokter melakukan survei pada 170 wartawan yang meliput unjuk rasa. Para dokter menemukan sebagian besar responden mengalami sesak nafas, batuk terus-menerus atau batuk berdarah, alergi kulit, dan gejala-gejala gangguan pencernaan seperti diare dan muntah.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement