REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Senior Golkar Akbar Tanjung menilai, Golkar sebaiknya fokus dalam menaikkan suara di Pemilihan umum berikutnya. Setelah berhasil menaikkan suara, barulah Golkar bicara soal mengusung capres sendiri.
Pernyataan itu disampaikan Akbar saat Munas Golkar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. "Terlalu dini kita bicara soal capres, kita harus fokus menaikan perolehan suara kita," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Demisioner itu saat ditemui di sela-sela Munas Partai Golkar.
Eks Ketua Umum Golkar itu mengingatkan, Golkar terus mengalami penurunan suara. Penurunan suara itu terjadi di empat pemilu terakhir. Bahkan Golkar kalah dengan Gerindra yang merupakan pecahan Golkar dari segi perolehan suara di Pemilu 2019.
"Kita sudah tiga sampai empat kali pemilu mengalami penurunan. Saya pikir lebih baik kita menaikkan suara dan sekaligus memenangkan sebagai pemenang," kata Akbar Tanjung.
Golkar, kata dia, terlalu banyak mengalami konflik internal. Di samping itu, pemantapan agenda terdekat dan evaluasi Golkar juga masih kurang. Maka itu, ia meminta kepengurusan Airlangga ke depan bisa memperbaiki kekurangan - kekurangan Golkar dalam beberapa pemilu terakhir.
"Jika kita bisa bangun soliditas partai, kemudian menyiapkan kader untuk jadi penerus, dan angkat isu-isu yang sejalan dengan aspirasi rakyat," ucapnya.
Ia menegaskan, terlalu dini bila Golkar sudah berbicara soal kontestasi Capres tahun 2024. Justru, hal itu dinilai Akbar bisa membuat Golkar tidak fokus dalam meraih kemenangan terdekat. Bila sudah jadi pemenang, maka menurut Akbar relatif lebih mudah untuk Golkar ita mencari dan menetapkan capres.
"Muaranya 2024, jadikan kembali Golkar sebagai pemenang. Setelah itu kita duduk lagi mengatur strategi untuk hadapi agenda politik berikutnya, termasuk pilpres," kata Akbar menegaskan.
Dalam Munas Golkar, Para Ketua DPD tingkat I tak hanya mendukung Airlangga untuk menjabat sebagai Ketum. Mereka juga menyuarakan agar Airlangga mau didapuk menjadi capres dari Partai Golkar. Mengingat, selama ini, Golkar hanya menjadi pengusung capres dari partai politik lain.