REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Aleksander Ceferin mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan teknologi video assistant referees (VAR). Bahkan ia menyebut VAR sebagai sebuah kekacauan dalam sepak bola.
"VAR adalah sebuah kekacauan. Saya tidak berpikir bahwa toleransi satu atau dua centimeter untuk (pelanggaran) offside misalnya sudah cukup," kata Ceferin seperti dilansir dari The Mirror pada Kamis (5/12).
Teknologi VAR mulai diperkenalkan selama beberapa tahun terakhir di sejumlah kompetisi sepak bola. Tujuan kehadiran VAR guna menjadi masukan wasit dalam membuat keputusan. Terutama dari pelanggaran yang bersifat kontroversial. "Kami akan mengajukan perubahan ke IFAB. Dan ini juga demi wasit," ujar Ceferin.
Ceferin mengakui sebelumnya UEFA belum ikut campur terkait penggunaan VAR.
"Kami tidak mengintervensi banyak keputusan pada kompetisi di bawah UEFA karena kepala urusan wasit Roberto Rosetti meminta VAR agar jelas dan menghindari kesalahan," jelas Ceferin. "Tapi sekarang tekanannya beda. Jika Anda seorang wasit, maka keputusan harus Anda buat di tengah teriakan 70-80 ribu fan sepak bola di lapangan bukan orang yang ada di London atau Berlin."
Kompetisi Serie A Italia menjadi ajang yang pertama menggunakan VAR sejak 2017. Kemudian Piala Dunia Rusia 2018 juga menggunakan hal serupa. VAR tetap menjadi sasaran debat dan kontroversi dari para fan, pemain, maupun pelatih.
UEFA meminta agar VAR hanya digunakan di level klub, bahkan hanya di paruh kedua musim. Namun VAR diperkirakan tetap digunakan untuk Euro 2020 dan babak penyisihan Piala Dunia 2022. Kini, keputusan final penggunaan VAR di dua kompetisi tersebut berada di tangan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).