Kamis 05 Dec 2019 16:37 WIB

Pemprov Jabar Sebar 1.500 Hafiz ke Desa-Desa

1.500 hafiz yang disebar dilepas oleh Ridwan Kamil

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memukul beduk sebagai tanda dimulainya rangkaian Milad ke-22 Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Di Bale Asri Pusdai, Kota Bandung, Senin (2/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memukul beduk sebagai tanda dimulainya rangkaian Milad ke-22 Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Di Bale Asri Pusdai, Kota Bandung, Senin (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pemprov Jabar menyebarkan 1.500 hafiz/hafizah Al Quran ke 1.500 desa yang ada di Jabar. Ribuan hafiz tersebut, dilepas oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Aula Gedung Sate, Kamis (5/12).

"Ada 1.500 hafiz yang akan kami kirim ke 1.500 desa. Hafiz ini yang tipe A ya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Menurut Emil, hafiz tipe A tersebut artinya mereka sudah hafiz dan harua melatih minimal 10 orang di desa agar menjadi hafiz Al quran juga. Ribuan hafiz tersebut, disebar ke ribuan desa di Jabar untuk mengabdi sekitar satu hingga dua tahun.

"Nanti, 10 anak didikan para hafiz di desa itu akan kami uji satu-satu harus lulus 30 juz. Ada ujian dan sertifikasinya," katanya.

Pada 2020, kata Emil, akan masuk hafiz tipe B. Yakni, mengirimkan anak-anak desa ke pesantren tahfiz quran. Mereka, akan memperoleh beasiswa dari Pemprov Jabar.

"Jadi pada 2023  tak ada lagi desa di Jabar yang ga ada tahfiz quran nya. Di semua desa di Jabar yang berjumlah 5.300 desa, nanti ada tahfiz quran," katanya.

Emil mengatakan, program satu desa satu tahfiz (Sadesa) ini seiring dengan program pemerintah. Yakni, menguatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Hari ini, ribuan tahfiz di sebar. Mudah-mudahan Jabar jadi percontohan nasional. Kami ingin juara lahir batin," katanya.

Hafiz/hafizoh yang dikirim ke desa tersebut, kata dia, merupakan utusan gubernur di desa-desa untuk menyelamatkan negeri ini dengan melahirkan anak-anak desa yang tangguh dan mencintai Al quran. 

"Saya sedang berdakwah melalui kekuasaan. Kalau kyai melalui ilmu fiqihnya saya berdakwah dengan tandatangan. Dari tandatangan saya terjadi pergerakan Jabar ingin juara lahir batin," katanya.

Saat ini, kata Emil, ia pun sedang membahas Perda pesantren. Pada tahun lalu, belum berhasil karena undang-undang di atasnya belum ada. 

"November kemarin Undang-undangnya kan diketok jadi ada Perda Pesantren. Semua terperhatikan," katanya.

Program keagamaan lainnya, kata dia, Pemprov Jabar membuat program magrib mengaji. Jadi, dari pada main HP, anak-anak lebih baik mengaji di masjid. 

"Ada penyakit baru kan karena kecanduan main HP banyak yang ke rumah sakit jiwa . Ini, harus dilawan dengan mengarahkan anak memegang quran dan mencintainya," katanya.

Sementara menurut Karo Yanbangsos Pemprov Jabar, Ida Wahida Hidayati, sebanyak 1.500 hafiz/hafizoh akan disebar ke 1.500 desa di seluruh Provinsi Jabar. Ini, merupakan gerakan perjalanan dakwah islamiyah dan mujahid untuk mencari terobsoan baru yang inovatif dalam berdakwah di masyarakat.

"Pemahaman kajian dan pendidikan islam akan jadi pondasi kokoh. Agar tercipta kehidupan dinamis," katanya.

Menurutnya, dengan adanya hafiz di daerah maka bisa membantu masyarakat dalam memahami Al quran. Program ini, menjadi unggulan Pemprov Jabar untuk pemberdaayaan hafiz dan hafizoh. Serta, beasiswa hapalan 30 juz. 

"Pada 2020 selain pemberdayaan hafiz dan hafizoh, di desa juga ada beasiswa untuk anak yang belum hapal 30 juz," katanya.

Sedangkan untuk program Magrib mengaji, kata dia, Pemprov Jabar sudah bekerja sama dengan 5.068 penyuluh non PNS untuk membimbing di 5.068 masjid yang ada di Jabar. Serta menurunkan 893 penyuluh agama islam PNS. 

"Program Masjid Mengaji ini pada 2019, total yang sudah menyelenggarakan ada 5.961 masjid," katanya.

Ketua Pimpinan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH NU) Jawa Barat KH Cecep Abdullah Syahid mengatakan, organisasinya didirikan untuk menghimpun qori dan qoriah atau hafiz/hafizoh di seluruh daerah. Ia mengapresiasi program Sadesha ini.  Karena, memuliakan hafiz/hafizoh dengan menyimpan satu desa satu hafiz. 

"Kami berdiskusi dengqn kiai dan tokoh di Jabar apa yang bisa dilakukan dengan menyimpan satu hafiz satu desa. Kami, akan berdayakan 6 ribu hafiz. Nah, ini termin pertama ada 1.500 hafiz," paparnya.

Cecep menilai, dengan mengirimkan tahfiz ke desa-desa, akan memberikan wawasan keislaman pada masyarakat. Sehingga, akan timbul saling menghormati antara masyarakat. Bahkan, bisa membentengi masyarakat dari paham radikalisme yag tak sesuai agama islam.

"Sebanyak 1.500 hafiz dikirim ke desa ini sejarah. Ini baru pertama kali di Indonesia yang merupakan inspirasi positif dan jadi motivasi bagi yang belum hapal Al quran," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement