REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel berharap ketua Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn kalah dalam pemilihan umum. Ia menyinggung tuduhan antisemitisme yang menerpa Corbyn.
Politik Israel mengalami kekacauan setelah dua pemilu gagal menentukan perdana menteri. Politisi-politisi Israel justru mengomentari pemilu Inggris. Corbyn dituduh menyerang orang Yahudi di Inggris.
Pada pekan lalu Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan pemerintah Israel tidak membahas prospek pemilihan Corbyn atau masa depan hubungan intelijen dan keamanan dengan Inggris seandainya Corbyn yang sudah lama pro-Palestina memenangkan pemilihan umum. Tapi dalam wawancarannya dengan Israeli Army Radio, Katz lebih terbuka mengungkapkan pendapatnya tentang pemilihan umum Inggris.
"Saya tidak ingin ikut campur dalam pemilihan internal. Tapi secara pribadi saya berharap ia tidak terpilih dengan segala gelombang antisemitisme. Saya berharap pihak lain yang menang," kata Katz, Kamis (5/12).
Juru bicara Partai Buruh belum menanggapi permintaan komentar tentang hal ini. Katz tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan hubungan keamanan dengan Inggris.
Kedua negara berbagi data intelijen tentang aktivitas milisi Islam. Menurutnya hubungan kedua negara tidak akan memburuk saat Corbyn menjabat. "Pemimpin tidak akan merusak kepentingan negaranya sendiri dengan cepat. Tapi kami tentu akan membahasnya jika hal-hal itu terjadi," kata Katz.
Corbyn membantah tuduhan antisemitisme. Pada pekan lalu kepala rabbi Inggris menuduhnya gagal dalam menahan 'racun' yang mencengkram Partai Buruh.
Sementara ia memegang teguh kebijakan yang menggusarkan Israel. Pada Selasa (3/12) Corbyn meminta maaf karena tidak berbuat banyak dalam mengatasi antisemitisme di partainya. "Jelas saya sangat meminta maaf atas segala yang terjadi, tapi saya ingin memperjelasnya, saya mengatasinya, saya sudah mengatasinya," kata Corbyn.