REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Survei Median Rico Marbun mengatakan meski ada intervensi dari pemerintah pada musyawarah nasional (Munas) 2019, tetapi sejatinya menguntungkan Partai Golkar. Jika solid Partai Golkar memiliki potensi untuk menaikkan elektabilitasnya.
Rico berpendapat, elite Partai Golkar menyadari sejak 2014 konflik selalu mewarnai suksesi kepemimpinan nasional. Selain itu, kehadiran empat partai baru, Partai Berkarya, PSI, Partai Garuda, dan Perindo, pada 2019.
Akibatnya, kursi Partai Golkar terus merosot. "Golkar tidak pernah bisa menggeser PDI Perjuangan. Bahkan, terancam oleh Partai Nasdem dan Gerindra," kata Rico saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (5/12).
Karena itu, kata Rico, lebih baik Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto berdamai untuk menjaga suara Partai Golkar membaik di 2024. Dalam perdamaian ini, ia mengatakan, ada andil pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang juga kader Golkar, Luhut Binsar Panjaitan.
Pemerintah andil karena perdamaian Golkar akan menguntungkan stabilitas politik. "Ada keuntungan yang jelas bagi Jokowi bila Golkar solid dan elitnya setia pada Jokowi. Maka Jokowi memiliki instrumen partai untuk menyeimbangkan dinamika hububgan antar partai koalisi," kata Rico menambahkan.
Rico menataan, damainya Airlangga dan Bamsoet juga bisa membuat agenda politik seperti amandemen UUD lebih mulus. "Istana juga untung karena agenda bisa jalan. Apalagi posisi strategis Bamsoet kan turut menentukan lancar tidaknya agenda amandemen," kata Rico.