Jumat 06 Dec 2019 15:32 WIB

Perjalanan Panjang Pembangunan Masjid di Skegnes Inggris

Rencana pembangunan masjid di Skegnes disetujui.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid yang akan dibangun di Skegnes terbuka untuk semua kalanga. Foto bendera Inggris (ilustrasi).
Masjid yang akan dibangun di Skegnes terbuka untuk semua kalanga. Foto bendera Inggris (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SKEGNESS – Rencana untuk membangun masjid di Skegness, kota tepi laut di distrik East Lindsey di Lincolnshire, Inggris, akhirnya disetujui. Dewan Distrik East Lindsey telah menyetujui rencana untuk membangun masjid yang akan menjadi yang pertama dan sebagai pusat komunitas di kota itu.  

Rencana pendirian masjid di Skegness itu sebelumnya diajukan kelompok Skegness Central Mosque (SCM). Mereka menunjuk sebuah situs bangunan yang terlantar di samping bekas kapel Methodist di Roman Bank untuk dijadikan sebuah masjid.  

Baca Juga

Rencananya, bangunan masjid itu akan diisi dengan kamar mandi, dapur, dan ruang utama, serta empat flat (rumah petak bertingkat) yang menyatu di atas. Pemohon pengajuan tersebut. 

Naseer Iqbal, mengatakan kepada Dewan Kota bahwa dia telah membeli situs tersebut setelah lebih dari 10 tahun. Pada September 2019 lalu, lembaga yang didirikan pada 2015 ini  telah mengumpulkan lebih dari 150 ribu pound melalui kampanye penggalangan dana. Mereka sendiri menargetkan untuk menggalang dana sebesar 337 ribu pound.  

Menurut Iqbal, pusat komunitas itu nantinya akan melayani semua orang, baik itu Muslim maupun masyarakat setempat. Sebab, aula yang tersedia di bangunan masjid nantinya akan diperuntukkan untuk disewa untuk acara publik.  

"Kami adalah komunitas kecil dan damai yang membutuhkan tempat untuk beribadah," kata Iqbal kepada Dewan Kota, dilansir di Skegness Standar, Jumat (6/12).  

Iqbal mengatakan, pihaknya akan membuat semacam kompromi dengan tetangga sekitar bangunan masjid. Dia menambahkan, bahwa mereka adalah komunitas lokal dan hanya ingin diterima sebagai bagian dari komunitas lokal.  

"Ini adalah pusat komunitas untuk seluruh kota, tidak hanya untuk Muslim atau non-Muslim, tetapi semua kota," lanjutnya.  

Namun demikian, meski telah mendapat persetujuan dari komite perencanaan kota, muncul kekhawatiran dari warga sekitar. 

Pasalnya, mereka khawatir akan dampak lalu lintas yang ditimbulkan, termasuk kemacetan di Roman Bank dan parkir yang tidak memadai. Sehingga, menyebabkan kepadatan hingga ke area perumahan.  

Sementara itu, Iqbal mengatakan kepada dewan bahwa dia telah memindahkan beberapa tempat parkir setelah berkonsultasi dengan warga. Akan tetapi, menurutnya, mereka kemudian berubah pikiran dari tadinya mendukung menjadi keberatan setelah dia menunjukkan rencana yang direvisi. Mereka menolak revisi tersebut dan mengatakan bahwa mereka hanya ditunjukkan rencana asli di mana parkir dilakukan ke depan. 

Selama pertemuan itu, anggota Dewan Danny Brookes mengatakan kepada anggota bahwa dia tidak keberatan dengan pusat itu. 

Menyetujui rencana tersebut, anggota Dewan memberikan kekuatan kepada petugas perencanaan Paul Edwards untuk mencoba menyelesaikan masalah ini dengan bekerja dengan penduduk terkait  akses ke belakang atau menemukan lokasi parkir alternatif.  

Rencana ini didukung sejumlah anggota Dewan Muslim Skegness. Salah satunya dari anggota Dewan, Jill Makinson-Sanders. "Penting bagi kami untuk mendorong keragaman di komunitas kami dan kami harus memberi selamat kepada orang-orang karena ingin membangun gedung terlantar," ujar Makinson. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement