REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Kepolisian Resor (Polres) Madiun, Jawa Timur, akan menyelidiki penyebab kematian balita bernama Muhamad Noval Mohtarom (4) yang dinilai janggal. Pasalnya, balita tersebut mengalami kulit melepuh dan mengelupas sebelum meninggal dunia.
Kepala Satuan Reskrim Polres Madiun, AKP Logos Bintor,o mengatakan, pihak keluarga telah melaporkan kasus kematian Noval yang janggal tersebut ke Polres Madiun pada Rabu (4/12). Saat ini, proses penyidikan mulai berjalan.
"Proses penyelidikan terus berjalan, meski pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi," ujar AKP Logos Bintoro kepada wartawan di Madiun, Jumat (6/12).
Guna mengungkap kasus tersebut, polisi akan memeriksa pihak-pihak yang terlibat dalam perkara itu. Pemeriksaan akan dilakukan terhadap orang tua dan pengelola Klinik Pratama Wahyu Husada (PWH) tempat korban berobat.
Selain itu, penyidik juga akan meminta keterangan dokter di Rumah Sakit Santa Clara, Kota Madiun. Rumah sakit swasta itu sempat menjadi rujukan rawat inap sebelum akhirnya Noval meninggal.
Logos mengatakan, pihaknya juga akan memintai keterangan dari sejumlah saksi ahli, terutama karena pihak keluarga korban menolak proses otopsi untuk memeriksa organ dalam korban. Para saksi ahli akan dimintai pendapat seputar bintik merah dan kulit melepuh. Juga obat-obatan yang dikonsumsi Noval dalam dua kali pemeriksaan pada Minggu pagi (1/12) dan malam di Klinik PWH.
Dalam kasus itu, polisi setempat telah mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya adalah obat yang dikonsumsi korban sebelum meninggal. Logos menambahkan, penyebab kematian akan diketahui dari hasil rangkaian penyelidikan.
"Nanti akan diketahui dari hasil gelar perkara," ucapnya.
Seperti diketahui, Muhamad Noval Mohtarom (4) meninggal dunia dengan kondisi kulit melepuh dan mengelupas pada Rabu (4/12). Anak dari pasangan Sadikan dan Tarmiyati warga Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun tersebut diduga alergi setelah mengonsumsi obat yang diberikan oleh petugas klinik tempatnya berobat.