REPUBLIKA.CO.ID, Polisi India mengatakan pada Jumat (06/12) telah menembak mati empat pria terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita berusia 27 tahun.
Keempat pria tersebut ditembak mati karena berusaha melarikan diri saat rekonstruksi perkara yang digelar pada tengah malam di Hyderabad, demikian kata seorang perwira tinggi polisi kepada AFP.
"Mereka terbunuh dalam baku tembak. Mereka berusaha merebut senjata dari petugas lalu kemudian ditembak mati, " ujar Prakash Reddy, Wakil Komisaris Polisi di Hyderabad.
"Dua polisi juga ikut terluka," tambahnya.
Protes nasional
Selama sepekan terakhir, ribuan warga India melakukan unjuk rasa di beberapa kota menyusul dugaan pemerkosaan dan pembunuhan wanita yang berprofesi sebagai dokter hewan. Dukungan terhadap polisi yang menembak mati empat terduga pelaku banyak disampaikan warga India melalui Twitter.
"Tidak yakin apakah ini benar atau salah tetapi merasa sangat senang..hanya berharap dan berdoa agar yang terbunuh adalah pelaku dan penjahat sebenarnya..#hyderabadpolice," tulis salah satu warga.
"Keadilan yang cepat seperti ini akan membuat pelaku lain di luar sana takut. Doa tulus kami telah dijawab #hyderabadpolice", tulis aktris Ammu Abhirami.
Diperkosa lalu dibakar
Keempat terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan itu sebelumnya ditangkap pada pekan lalu. Mereka dituduh telah memerkosa, membunuh dan membakar seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter hewan, yang memarkir skuter miliknya di jalan raya yang ramai.
Keempat pria itu disebut mengempiskan ban skuter milik wanita itu dan membujuknya ke halaman parkir truk, dengan janji akan memperbaiki mesin skuternya, menurut polisi. Mereka kemudian diduga memerkosa dan membunuh wanita itu sebelum kemudian membakar jenazahnya di bawah jembatan tertutup.
Kejahatan tersebut kemudian memicu kemarahan di seantero India, yang telah menjadi sorotan internasional atas penanganan kasus serupa sejak kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang pelajar di sebuah bus di New Delhi pada tahun 2012 silam.
gtp/pkp (AFP, Reuters)