Manajemen PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengaku telah melakukan sejumlah upaya untuk menjaga keuangan perusahaan tetap sehat, khususnya terkait pengelolaan utangnya.
"Jasa Marga melakukan berbagai mekanisme pembiayaan, seperti sekuritisasi pendapatan di muka Tol Jagorawi, obligasi di level anak, dan upaya lainnya lainnya," kata Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Agus Setiawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.
Pernyataan Agus merespons kritik yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal tingginya angka rasio utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) di perusahaan pelat merah itu. DER Jasa Marga tercatat sebesar 3,19 dan mendapat rapor merah Sri Mulyani karena dinilai lebih tinggi dari BUMN-BUMN infrastruktur lainnya.
Rapor merah dari Sri Mulyani sebelumnya disampaikan dalam laporan pada rapat di DPR pada Senin, 2 Desember 2019. Dalam laporannya, rasio utang Jasa Marga paling tinggi, jika dibandingkan dengan dua BUMN Infrastruktur lainnya yang dapat rapor hijau, yaitu PT Pelindo IV dengan DER 0,73 dan PT Angkasa Pura II dengan DER 0,63.
Agus mengatakan tingginya DER di Jasa Marga tak lepas dari berbagai proyek infrastruktur yang digarap perusahaan. Proyek-proyek tersebut, kata dia, tentu memerlukan biaya modal alias capital expenditure yang sangat tinggi.
Kendati demikian, secara keseluruhan, Agus mengklaim kondisi kinerja keuangan perusahaannya masih cukup baik. Semua kewajiban pun kata dia, dipenuhi sesuai jadwalnya.
Selain itu, Agus mengatakan aset, pendapatan, serta Ebitda alias laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, dari Jasa Marga juga terus mengalami kenaikan dengan adanya ruas-ruas tol baru. "Dengan penambahan ruas baru, pastinya bisnis Jasa Marga juga semakin berkinerja," kata dia.