REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menghubungi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kontak itu dilakukan berkaitan dengan penembakan di Pangkalan Angkatan Laut (AL) di Pensacola, Florida, pada Jumat (6/12) pagi waktu setempat.
Seperti diwartakan Arabnews, Sabtu (7/12) Raja Salman mengaku bersimpati terhadap keluarga serta kerabat korban penembakan tersebut. Dia juga mendoakan agar korban luka dari peristiwa itu agar bisa sembuh secepatnya.
"Pelaku yang merupakan peserta pelatihan angkatan udara Saudi, tidak mewakili warga Saudi yang sangat menghormati rakyat Amerika," kata Raja Salman.
Raja Salman kemudian memerintahkan dinas keamanan Saudi untuk bekerja sama sepenuhnya dengan agen-agen AS. Dia juga meminta mereka untuk berbagi semua informasi yang guna membantu mengungkap keadaan sekitar penembakan.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan melontarkan kecaman serupa. Dia menggambarkan insiden penembakan itu sebagai sebuah kejahatan yang keji.
Dia kemudian menyampaikan belasungkawa kerajaan Saudi kepada keluarga para korban dan kepada orang-orang Amerika. "Kami salut dengan keberanian mereka yang menetralisir ancaman dan menyelamatkan nyawa," katanya.
Tiga orang meninggal dan belasan lainnya luka-luka setelah seorang siswa penerbangan dari Arab Saudi melepaskan tembakan di sebuah ruang kelas di Stasiun Udara di Pangkalan AL. Otoritas AS kini tengah menyelidiki kemungkinan kaitannya dengan terorisme.
Insiden tersebut merupakan penembakan fatal kedua di pangkalan Angkatan Laut AS pekan ini. Serangan yang membuat 12 orang terluka itu memicu respons penegakan hukum besar-besaran serta penguncian pangkalan.