REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Bin Smith, memohon kepada pemerintah untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang membuat keresahan di kalangan umat. Walaupun mungkin maksud pemerintah baik.
"Janganlah ormas-ormas Islam yang di dalamnya bernaung para ulama, habib serta dai dicurigai seakan-akan tidak mendukung pemerintah dan merongrong NKRI," kata Habib Zen saat pidato pada pembukaan Mukernas Rabithah Alawiyah di Hotel Crowne, Jakarta, Jumat (6/12) malam.
Ketua umum organisasi yang menjadi wadah resmi para habib di seluruh Indonesia ini mengajak menengok sejarah negara Indonesia. Dia mengingatkan bahwa Indonesia dibangun oleh mereka yang telah mengorbankan jiwa dan hartanya. Oleh karena itu tidak mungkin mereka akan menghianati pengorbanan para pendahulunya.
Maka ulama dan umara sebaiknya bergandeng tangan untuk membangun dan memperbaiki akhlak bangsa ini dengan dasar prasangka yang baik kepada umat Islam. Sebab umat Islam telah memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa ini.
Habib Zen juga menyampaikan, Rabithah Alawiyah ormas Islam yang telah berusia lebih dari 90 tahun. Rabithah Alawiyah selalu berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap program-program pemerintah dalam bidang-bidang tertentu yang sejalan dengan program organisasi.
"Saat ini kita cukup prihatin melihat polarisasi umat Islam yang justru memecah perhatian kita terhadap hal-hal yang penting dan semestinya perlu segera diatasi bersama," jelasnya.
Dia mengatakan, masalah penting yang perlu segera diatasi bersama di antaranya adalah masalah pendidikan akhlak dan budi pekerti. Pendidikan ini harus berjalan seiring dengan kemajuan teknologi.
"Kemudian masalah kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan serta masalah sosial yang timbul akibat tidak terkendalinya berita bohong atau hoaks dalam masyarakat (harus segera diatasi)," ujarnya.
Habib Zen mengatakan, agar tujuan mengatasi masalah ini semua berhasil. Maka Rabithah Alawiyah memohon kepada pemerintah untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang membuat keresahan di kalangan umat.
Fuji E Permana