REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Sagaf S Pettalongi, mengemukakan alumni IAIN agar menjadi pembawa solusi, bukan pembawa masalah di masyarakat.
"Kami mengharapkan kalian kembali ke masyarakat mengabdikan diri, hadir sebagai pembawa solusi, bukan pembawa masalah," kata dia di Palu, Sabtu (7/12).
Pernyataan Prof Sagaf merupakan pesan almamater, yang disampaikan dalam rapat senat terbuka luar biasa wisuda sarjana S1 XXIV dan S2 VII tahun 2019 atau wisuda ketiga setelah setahun lebih tertimpa bencana gempa dan tsunami, berlangsung di IAIN Palu.
Rektor meminta kepada peserta wisuda atau alumni bahwa keberhasilan yang diraih saat ini, harus dijadikan sebagai momentum untuk berusaha dan bekerja lebih keras lagi demi keberhasilan yang akan datang dengan membawa nama baik IAIN Palu.
Pakar manajemen pendidikan itu mengingatkan bahwa keberhasilan wisudawan juga berkat jerih payah dan perjuangan keluarga. "Kepada wisudawan saya berharap agar senantiasa menghargai jasa-jasa mereka," kata Prof Sagaf.
Rektor menyebutkan, para wisudawan akan menjadi penghubung antara IAIN Palu dan masyarakat, yang nantinya dapat memberikan ide-ide dan pemikiran berharga bagi pengembangan lembaga.
Alumni harus menyadari bahwa memiliki tanggung jawab moral yang jauh lebih besar dibanding alumni perguruan tinggi lainnya.
Hal itu karena identitas Islam yang melekat pada lembaga ini, ibarat kertas putih yang bersih sehingga noda sekecil apapun tergores di atasnya akan terlihat jelas oleh masyarakat. "Karena itu peliharalah kesucian gelar yang saudara-saudara raih dengan susah payah dan pengorbanan yang besar," ujarnya.
Alumni IAIN Palu saat ini tersebar di berbagai sektor, baik negeri maupun swasta. Di Sulteng, sebagian besar tenaga pengajar mulai tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, berasal dari IAIN Palu. Wisuda sarjana S1 dan S2 IAIN Palu tahun 2019 diikuti 388 peserta, dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI M Nur Kholis Setiawan.