Ahad 08 Dec 2019 23:20 WIB

Banjir Rendam Tiga Desa di Sumsel

Banjir juga mengakibatkan dua jembatan putus.

Banir rendam tiga desa dan membuat dua jembatan putus di Sumatera Selatan (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Banir rendam tiga desa dan membuat dua jembatan putus di Sumatera Selatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Setidaknya dua jembatan putus dan tiga desa terendam banjir di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, akibat meningkatnya debit air sungai setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, mengatakan, jembatan putus terjadi di Desa Talang Padang, Kecamatan Paiker dan Desa Niur, Kecamatan Muara Pinang.

"Laporan yang kami terima jembatan di Desa Talang Padang putus akibat luapan air dan tanah longsor pada Sabtu siang, sedangkan jembatan di Desa Niur ambruk karena hujan bercampur angin deras dengan intensitas tinggi pada Minggu pagi," kata Ansori, Ahad (8/12).

Baca Juga

Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam dua kejadian tersebut. Namun, jembatan di Desa Talang Padang ikut hanyut terbawa air, sementara jembatan Desa Niur terpatah ke bawah di bagian tengah.

Akibat jembatan Desa Niur terputus, kata dia, jalan lintas Kecamatan Paiker aktivitas warga di Desa Niur terganggu, begitu pula warga di Desa Talang Padang. Namun, petugas BPBD Kabupaten Empat Lawang telah menerjunkan tim untuk mendata dan membantu warga.

Selain itu, hujan deras yang melanda Kabupaten Empat Lawang dua hari terakhir mengakibatkan Sungai Musi meluap dan membanjiri Desa Baturaja Baru, Baturaja Lama dan Desa Kota Gading Kecamatan Tebing Tinggi. Banjir masuk ke permukiman sejak Subuh sehingga aktivitas warga di dua desa itu terganggu, tapi tidak ada korban jiwa.

"Ketinggian banjir sempat mencapai satu meter dan menggenangi tenda resepsi warga, namun diprediksi air sudah surut pada esok hari jika tidak terjadi hujan," ujar Ansori.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement