REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan ontelis dari berbagai kota di Pulau Jawa hingga Sumatra memadati depan Museum Bandar Cimanuk (MBC) Jalan Veteran, Kabupaten Indramayu, Ahad (8/12). Dengan menggunakan sepeda ontel masing-masing, para peserta Festival 'Kota Toea Indramayoe' itu kemudian menyusuri sejumlah ruas jalan di wilayah Indramayu kota.
Dari Jalan Veteran, mereka kemudian menjelajahi Jalan Letnan Jenderal S. Parman - Jl RA Kartini-Jl Yos Sudarso-Jl Tambak Raya-Jl Pahlawan-Bunderan Kijang-Jl Jenderal Sudirman-Jl Di Panjaitan dan berakhir di Jalan Cimanuk, yang merupakan Kawasan Kota Tua Indramayu.
Selama perjalanan itu, para peserta mengenakan beragam kostum unik khas tempo dulu. Seperti seragam tentara, pejuang kemerdekaan, kolonial belanda maupun kostum era kerajaan. Sepeda ontel milik mereka pun dilengkapi dengan berbagai asesoris seperti bendera dan sirine. Tak ayal, rombongan tersebut menarik perhatian warga di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Setelah mencapai garis finis di Kawasan Kota Tua Indramayu, para peserta disuguhi dengan kemeriahan folk festival. Mereka bisa mencicipi aneka sajian kuliner, menyaksikan pentas seni, berswafoto bersama sepada-sepada onthel unik, serta berbelanja benda-benda aksesoris tempo dulu.
Panitia Festival 'Kota Toea Indramayoe' Nang Sadewo, mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan untuk mengenang kembali kejayaan Kota Toea Indramayoe. Pada masa kolonial di era 1860 – 1937, kawasan itu pernah menjadi pusat kehidupan perekonomian Indramayu. Hal itu di antaranya terlihat dari bangunan-bangunan yang masih berdiri hingga saat ini.
Tak hanya di bidang ekonomi, kawasan Kota Tua Indramayu juga pernah menjadi bukti nyata toleransi antara etnis Tionghoa dengan Arab. Mereka hidup berdampingan dan berinteraksi secara harmonis.
‘’Karena itu kami mengambil tema 'Beda Zaman, Penuh Kenangan'. Festival ini pun merupakan rintisan agenda kegiatan yang berhubungan dengan gerakan perlindungan dan pelestarian cagar budaya,’’ kata Dewo.
Dewo menyatakan, festival itu baru pertama kali digelar tahun ini. Meski dengan persiapan hanya satu bulan, namun kegiatan tersebut mendapat apresiasi yang besar dari peserta maupun masyarakat.
‘’Hal itu semakin menambah semangat dan motivasi untuk menjadikan festival ini sebagai agenda rutin setiap tahun,’’ tukas Dewo.
Sementara itu, di antara ratusan peserta gowes tersebut, hadir pula Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, yang turut mengayuh sepeda ontelnya. Dia meminta, kegiatan city tour itu harus bisa dijadikan sebagai agenda rutin oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat agar para peserta maupun wisatawan bisa terus berdatangan ke Kabupaten Indramayu.
Namun, Taufik pun berpesan agar kegiatan yang sudah bagus itu secara kualitas harus lebih ditingkatkan dengan publikasi yang lebih masif. Dengan demikian, kegiatan tersebut bisa diikuti oleh masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia.
‘’Kita ingin kegiatan ini publikasinya lebih gencar lagi. Dan pesertanya bisa lebih banyak, sehingga Kota Tua Indramayu semakin dikenal oleh masyarakat,’’ tutur Taufik.
Sebelum melepas peserta untuk keliling kota, Taufik dalam kesempatan itu juga melakukan peninjauan terhadap keberadaan Museum Bandar Cimanuk. Dia memberikan apresiasi terhadap para pegiat kota tua yang ingin menjadikan Jalan Veteran sebagai kawasan heritage.
Festival 'Kota Toea Indramayoe' dilaksanakan selama dua hari, yakni 7 - 8 Desember 2019. Selain keliling kota dengan sepeda ontel, acara juga diisi dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti bakti sosial pembersihan kota tua, aneka bazar, pagelaran musik, wisata kuliner, dan musik.