REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana untuk membuat pabrik baterai lithium. Rencana yang digawangi oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Untuk merealisasikan rencana tersebut Luhut memanggil petinggi holding tambang.
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam), Ari Ariyotedjo menjelaskan rencana pembentukan baterai lithium memang sedang dimatangkan. Holding tambang ditunjuk oleh pemerintah untuk bisa membuat rencana besar pembentukan pabrik.
"Ini misi pemerintah tentang pabrik baterai difinalisasikan. Masih dibicarakan. Kalau pembentukannya kapan, proyek kayak ini kan harus last word is twenty years yah," ujar Ari di Kemenko Maritim, Senin (9/12).
Ari juga menjelaskan secara sumber daya nikelnya, Indonesia punya banyak cadangan. Antam sebagai salah satu BUMN yang memproduksi nikel menyatakan siap untuk memasok kebutuhan nikelnya.
"Tugas Antam sampai saat ini adalah menyiapkan sumber daya saja," ujar Ari.
Ari juga menjelaskan saat ini pemerintah masih menyaring siapa-siapa saja investor yang akan bekerja sama untuk membangun pabrik ini. Ari mengatakan pemerintah sudah mengantongi beberapa investor.
"Ada banyak yang tertarik tetapi ada beberapa investor lain dari Cina," ujar Ari.
Hal senada juga dikatakan Orias Petrus Moerdak, Direktur Utama Inalum, Orias mengatakan proyek ini menjadi prioritas utama pemerintah agar negara tidak tertinggal dengan negara lain.
"Kalau Pak Menteri kan selalu bilang secepatnya gitu kan secepat yang paling bagus kapan ya kita ikuti prosesnya. Baterai lithium kita mesti terlibat jangan sampai ketinggalan jaman bahan bakunya di kita kok," ujar Orias.