Senin 09 Dec 2019 16:19 WIB

BBKSDA Lepasliarkan Orang Utan di Cagar Alam Sibual-buali

Orang utan itu menjalani masa rehabilitasi di Pusat Karantina Orangutan Batu Mbelin.

BBKSDA Lepasliarkan Orang Utan di Cagar Alam Sibual-buali. Foto ilustrasi orang utan.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
BBKSDA Lepasliarkan Orang Utan di Cagar Alam Sibual-buali. Foto ilustrasi orang utan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAPANULI SELATAN -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara melakukan pelepasliaran satu ekor orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang usianya diperkirakan 40 tahun. Orang utan itu dilepas di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Sibual-buali Desa Sumuran, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Tim Human Orangutan Conflict Response Unit (Horcu) Andika Pandu mengatakan orang utan berjenis kelamin jantan yang memiliki berat 46 kilogram tersebut menjalani masa rehabilitasinya di Pusat Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit Kabupaten Deliserdang.

Baca Juga

"Orang utan itu dirawat setelah KSDA Wilayah III Padangsimpuan mengevakuasinya bersama Tim HOCRU (Human Orangutan Conflict Response Unit) YOSL-OIC (19/9)," kata Andika di lokasi pelepasliaran orang utan, Senin (9/12).

Evakuasi dilakukan setelah sehari sebelumnya tim mendapatkan laporan masyarakat Aek Batang Paya Kecamatan Sipirok (18/9) yang menemukan satu ekor orang utan terluka. "Orang utan Paya mengalami luka di daerah frontal (tulang dahi) dana pangkal lengan bagian bawah (axilla) dan tulang cranium (kepala) akibat sesuatu benda ini sempat dirawat medis sekitar dua bulan," katanya.

Terkait seberapa urgensi orang utan terhadap ekosistem, Kepala BBKSDA Sumut  Hotmauli Sianturi kepada Antara mengatakan sangat penting karena peran orang utan inilah yang membuat hutan ini ada. "Karena banyak yang tidak menyadari orang utan inilah yang menyebarluaskan bibit-bibit yang ada di hutan yang menjaga keseimbangan ekosistem khususnya di bentang hutan Batang Toru," katanya.

BBKSDA berharap ke depan konservasi satwa liar termasuk orang utan bisa lebih terjaga. Dia mengatakan pembangunan sah-sah saja tetapi kelestarian ekosistem harus terjaga demi keberlangsungan kehidupan ke depan.

Orang utan yang sudah dilepasliarkan oleh BBKSDA Sumut, Hotmauli mengatakan untuk daerah Tapanuli baru kali ini setelah pelepasliaran orangutan di daerah Dairi dan daerah TNGL. Selain BBKSDA Sumut, KSDA Wilayah III Padangsidimpuan turut dalam pelepasliaran orang utan ini Camat Kecamatan Sipirok Sardin Hasibuan dan sejumlah media cetak, online dan elektronik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement