REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM memastikan program B30 bisa berjalan dengan baik. Untuk bisa memastikan B30 bisa dipakai di semua kendaraan, pemerintah memastikan spesifikasi kualitas biodiesel tersebut.
Direktur Bioenergi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna menjelaskan uji jalan yang dilakukan menghasilkan salah satu rekomendasi untuk memastikan spesifikasi biodiesel bisa lebih baik. Sebab, apabila kualitas biodiesel masih mengandung banyak air maka hal tersebut bisa mempengaruhi performa mesin.
"Kami lakukan improvement dari standar atau speknya. Semua dalam rangka kita berikan yang terbaik," ujar Feby di Kominfo, Senin (9/12).
Feby merinci hasil uji jalan yang dilakukan kemarin menghasilkan penurunan karbon dioksida sampai 0,08 gram. Meski demikian, konsumsi bahan bakar naik 0,87 persen dibandingkan minyak solar biasa.
"Ini yang bisa membantu program penurunan emisi," ujar Feby.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan hingga Desember pemerintah bisa menekan impor sebanyak 3,5 juta kiloliter. Penekanan impor ini berkat penggunaan crude palm oil (CPO) pada bahan bakar kendaraan.
"Kami bisa pastikan bahwa program ini bisa menekan impor minyak. Tahun ini saja sudah bisa menekan 3,5 juta kiloliter. Penghematannya mencapai 21,4 miliar dolar AS," ujar Musdhalifah di Kominfo, Senin (9/12).
Penghematan yang dilakukan pemerintah saat ini juga dicontoh oleh negara lain. Ia menjabarkan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia juga sedang melakukan pengembangan biodiesel ini.