Senin 09 Dec 2019 17:23 WIB

Kementerian ESDM Perbaiki Komposisi B30

Hasil uji jalan B30 menunjukkan penurunan emisi karbon, meski ada kenaikan konsumsi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM memastikan program B30 bisa berjalan dengan baik. Untuk bisa memastikan B30 bisa dipakai di semua kendaraan, pemerintah memastikan spesifikasi kualitas biodiesel tersebut.

Direktur Bioenergi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna menjelaskan uji jalan yang dilakukan menghasilkan salah satu rekomendasi untuk memastikan spesifikasi biodiesel bisa lebih baik. Sebab, apabila kualitas biodiesel masih mengandung banyak air maka hal tersebut bisa mempengaruhi performa mesin.

Baca Juga

"Kami lakukan improvement dari standar atau speknya. Semua dalam rangka kita berikan yang terbaik," ujar Feby di Kominfo, Senin (9/12).

Feby merinci hasil uji jalan yang dilakukan kemarin menghasilkan penurunan karbon dioksida sampai 0,08 gram. Meski demikian, konsumsi bahan bakar naik 0,87 persen dibandingkan minyak solar biasa.

"Ini yang bisa membantu program penurunan emisi," ujar Feby.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan hingga Desember pemerintah bisa menekan impor sebanyak 3,5 juta kiloliter. Penekanan impor ini berkat penggunaan crude palm oil (CPO) pada bahan bakar kendaraan.

"Kami bisa pastikan bahwa program ini bisa menekan impor minyak. Tahun ini saja sudah bisa menekan 3,5 juta kiloliter. Penghematannya mencapai 21,4 miliar dolar AS," ujar Musdhalifah di Kominfo, Senin (9/12).

Penghematan yang dilakukan pemerintah saat ini juga dicontoh oleh negara lain. Ia menjabarkan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia juga sedang melakukan pengembangan biodiesel ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement