REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Korban tewas akibat letusan gunung berapi di White Island, Selandia Baru, bertambah menjadi sedikitnya lima orang. Puluhan orang lainnya dilaporkan masih dinyatakan hilang.
Deputi Komisioner Polisi Selandia Baru John Tims mengungkapkan jumlah orang hilang berada dalam kisaran dua digit angka. Akan tetapi dia tak bisa menentukan angka pastinya. "Kami tidak yakin jumlahnya dan tidak yakin dengan kondisi mereka," ujarnya dalam sebuah konferensi pers pada Senin (9/12) dikutip laman Aljazirah.
Kepolisian Selandia Baru memperkirakan terdapat sekitar 50 orang di White Island saat gunung berapi di sana meletus. Sejauh ini, 23 orang di antaranya telah diselamatkan.
"Beberapa dari orang itu telah diangkut ke pantai. Namun sejumlah orang yang diyakini berada di pulau itu saat ini tidak ditemukan," kata kepolisian Selandia Baru dalam sebuah pernyataan.
Michael Schade adalah salah seorang turis yang berhasil diselamatkan dan dievakuasi dari White Island. Dia mengunggah foto dan video detik-detik gunung berapi mengalami erupsi di akun Twitter pribadinya.
"Ini sulit dipercaya. Seluruh kelompok wisata kami benar-benar berdiri di tepi kawah utama 30 menit sebelumnya," ujar Schade yang merupakan manajer teknik asal San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Dalam unggahan video milik Schade, tampak gumpalan asap pekat membubung menutupi White Island. Asap itu pun menyelubungi air laut di sekitarnya.
Letusan fatal terakhir dari gunung berapi di White Island terjadi pada 1914. Peristiwa itu menewaskan 12 penambang belerang. Erupsi kecil sempat terjadi pula pada April 2016.
White Island menjadi cagar alam pribadi pada 1953. Sedikitnya 10 ribu turis mengunjungi pulau tersebut setiap tahunnya.