REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan korupsi tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Baik korupsi kecil maupun korupsi besar semua sama.
"Namanya korupsi tidak boleh sekecil apapun tetap korupsi, kecil gede tetap korupsi gak boleh," kata Presiden Joko Widodo dalam Pentas #PrestasiTanpaKorupsi di SMK 57 Jakarta, Senin.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut seusai menyaksikan drama antikorupsi dibalut komedi yang dimainkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Whisnutama Kusubandio. Mereka masih dibantu dua pemain yaitu komedian Bedu dan Sogy Indra Duadja.
"Nepotisme mau masuk perguruan tinggi mentang-mentang bapaknya pejabat tidak pakai penerimaan itu tidak boleh. Kembali lagi KKN korupsi, kolusi, nepotisme tidak boleh. Anak-anak harus tahu sejak dini, karena korupsi banyak menghancurkan kehidupan kita, kehidupan negara kita," tambah Presiden.
Presiden pun mencoba mengambil cerita moral dari kisah yang dimainkan para menterinya tersebut. Dalam pentas itu, Nadiem dan Wishnutama berperan sebagai siswa SMA sedangkan Erick Thohir menjadi tukang bakso.
"Jadi contoh yang kita ambil dari drama tadi, pertama kita tidak boleh mengambil sesuatu dari hak kita. Uang kas untuk pensi (pentas seni) dipakai untuk beli bakso gak boleh. Sekecil apapun tidak boleh, karena itu adalah uang bersama dari anak-anak yang sudah dikumpulkan secara gotong royong, hati-hati hal-hal seperti itu, korupsi dimulai dari hal kecil seperti ini," tambah Presiden.
Tapi bila sejak dini disadari bahwa perbuatan korupsi tidak boleh dilakukan, sekecil apapun itu maka Presiden Jokowi meyakini korupsi dapat dikurangi.
"Tidak boleh sekecil apapun digunakan, untuk beli bakso, untuk beli permen pun tidak boleh kalau itu bukan hak kita, uang kas, uang pensi untuk kepentingan pribadi, kelompok, tidak boleh," ungkap Presiden.
Pelajaran kedua dari drama tersebut, Presiden mengatakan bahwa korupsi bukan hanya soal korupsi uang tapi juga korupsi waktu. Presiden pun meminta agar para siswa dapat membiasakan sejak dini untuk berpikir kritis terhadap sikap korupsi.
"Kita harus membiasakan sejak kecil untuk berpikir dan bersikap kritis kalau ada hal tidak baik bicara ini tidak baik," jelas Presiden.
Ia pun berharap agar nilai-nilai integritas berkaitan dengan nilai-nilai kejujuran sejak dini harus dimulai dan menjadi budaya sehari-hari
Saat menjawab pertanyaan dari Aisyah Aulia, siswi SMK 57 jurusan tata boga, Presiden pun kembali mengatakan bahwa kerja pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan KPK saja.
"Kesadaran atas antikorupsi harus muncul sejak dini, bukan pas kita belajar di SMK, SMP, bukan di SD tapi sejak dini harus mulai ditumbuhkan kesadaran itu. Kalau ada teman-teman di lingkungan dan keluarga kita melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, itu salah diingatkan baik-baik dan menjadi kewajiban," ungkap Presiden.