REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Malaysia memulai kampanye vaksinasi di sebuah desa di pulau Kalimantan setelah seorang bocah laki-laki berusia tiga bulan terkena virus polio. Hal tersebut merupakan kasus pertama kalinya di Malaysia dalam 27 tahun.
Bayi dari kota Tuaran di negara bagian Sabah menunjukkan hasil tes positif terkena virus polio tipe satu, Jumat (6/12). Awalnya bayi tersebut dirawat di rumah sakit karena demam dan kelemahan otot. Kasus polio terakhir di Malaysia terjadi pada 1992 dan negara tersebut dinyatakan bebas polio pada 2000.
Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad mengatakan Malaysia adalah negara Asia kedua yang melaporkan kasus polio setelah wabah di Filipina pada September. Di samping itu, World Health Organization (WHO) telah mengatakan virus polio sebagian besar telah diberantas. Tetapi di Pakistan dan Afganistan polio merupakan virus endemik.
Dzulkefly mengatakan saat dites bayi itu menunjukkan virus yang memiliki hubungan genetik dengan virus polio di Filipina. Penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab infeksi.
Kementerian Kesehatan mengatakan jenis virus itu diyakini berasal dari virus yang dilemahkan dan terkandung dalam vaksin polio oral yang dikeluarkan dari tubuh melalui kotoran. Virus kemungkinan menyebar di lingkungan yang tidak bersih kepada mereka yang belum diimunisasi.
Dzulkefly menyatakan sejak 2008 Malaysia beralih dari vaksin oral ke vaksin polio tidak aktif. Vaksin diberikan kepada anak-anak melalui suntikan dalam kombinasi dengan beberapa vaksin untuk penyakit menular lainnya termasuk difteri, pertusis, dan tetanus.
Pemerintah sepenuhnya menghentikan penggunaan vaksin oral tiga tahun lalu. Tetapi negara itu belum memiliki laporan kasus polio yang diturunkan dari vaksin dengan penggunaan lebih dari 80 juta dosis vaksin oral.
Lebih lanjut, kata Dzulkefly, vaksinasi telah ditingkatkan di desa kelahiran bayi setelah penyelidikan menunjukkan 25 dari 204 anak-anak berusia antara dua bulan dan 15 tahun tidak divaksin polio.
“Kasus polio yang pertama sejak Malaysia bebas dari polio tentu saja mengecewakan kita,“ jelas Dzulkefly.
“Semua anak-anak ini adalah bukan warga negara Malaysia dan telah diberikan vaksin polio. Kegiatan ini sedang diperluas ke daerah berisiko lainnya untuk mencegah penularan,” ucapnya.
Petugas juga mendidik penduduk desa tentang tindakan polio dan pencegahan. Tes telah dilakukan terhadap mereka yang dekat dengan bayi dan dari lingkungan. Sejauh ini pengambilan sampel air limbah dari enam pabrik pengolahan limbah di Sabah tidak menunjukkan adanya virus polio liar atau turunan vaksin.
Menurut Dzulkefly, petugas kesehatan juga memperkuat pengawasan untuk mendeteksi mereka yang memiliki kelumpuhan otot, suatu gejala polio, meskipun belum ada yang terdeteksi sejauh ini. Tidak ada obat yang dikenal untuk polio, yang hanya dapat dicegah dengan vaksin.