REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, untuk memberantas korupsi di berbagai sektor harus dimulai dari perubahan mental. Menurutnya, korupsi muncul dari sifat serakah seseorang.
"Saya kira harus dimulai dari mental. Mau sebagus apa sistem, seketat apa pun sistem kalau mentalnya sudah bobrok, ya, tetap saja korupsi," kata Mensos Juliari menanggapi peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Jakarta, Senin (9/12).
Menurut Juliari, munculnya korupsi antara lain karena sifat keserakahan seseorang yang merasa selalu tidak cukup dengan apa yang sudah dimiliki. "Kalau mentalnya seperti itu mau dibikin sistem seketat apa, ya, akan ada korupsi terus. Jadi mulainya dari mental," ujarnya.
Lebih lanjut Juliari mengatakan sistem yang ada saat ini sudah cukup bagus baik internal di kementerian, BUMN, BPK, adanya KPK, kepolisian, dan kejaksaan. Semua sistem sudah lengkap tinggal pembenahan mental, katanya.
Hari Antikorupsi Sedunia diperingati setiap 9 Desember. Berdasarkan laporan KPK, nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia menunjukkan tren positif. IPK Indonesia 2018 yang dirilis Transparency International Indonesia menunjukkan kenaikan tipis, yakni naik 1 poin dari 37 pada 2017 menjadi 38 pada 2018.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan upaya pemberantasan korupsi harus dihadapi dan dilawan bersama-sama, antara Pemerintah dengan lembaga masyarakat antikorupsi hingga kerja sama internasional.
Korupsi merupakan suatu kejahatan sistemik dan berdampak serius pada pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah akan terus melakukan langkah perbaikan regulasi dan tata kelola pemerintahan guna meminimalkan praktik korupsi, kata Wapres saat menghadiri Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Tahun 2019 di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).