Senin 09 Dec 2019 23:47 WIB

LIPI: Ekosistem Ramah Tingkatkan Jumlah Peneliti Diaspora

LIPI sudah mulai melakukan perekrutan peneliti dan ilmuwan diaspora di luar negeri.

Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menyatakan ekosistem riset yang ramah akan meningkatkan jumlah diaspora peneliti Indonesia yang kembali dan berkarya di Tanah Air.

"Kenapa LIPI bisa menarik mereka? Karena LIPI kita buat lebih ramah. Jadi kita tidak ribet, kalau ribet kan repot, orang-orang tidak mau datang. Sama seperti investasi, mendatangkan investasi dari luar harus dibikin ramah investasi di negara ini," katanya ketika ditemui dalam diskusi soal penciptaan ekosistem riset untuk diaspora peneliti yang diselenggarakan di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Senin (9/12).

Sebelumnya, LIPI sudah mulai melakukan perekrutan peneliti dan ilmuwan diaspora Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali dan berkarya di Indonesia sejak 2018 lewat mekanisme penerimaan CPNS.

Ia menjelaskan total sebanyak 27 diaspora peneliti menyambut hal tersebut dan hal itu terjadi karena ekosistem riset yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan aktualisasi diri sebagai bagian dari pembentukan ekosistem riset yang baik.

Tuntutan yang diberikan kepada mereka tidaklah harus melakukan inovasi yang luar biasa tapi sesuai dengan ranah yang menjadi bidang keahlian para peneliti tersebut.

Osi Arutanti, peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI yang masuk pada 2018 dan mantan diaspora peneliti yang menetap di Jepang, juga menyatakan ekosistem riset di LIPI sudah jauh membaik untuk penelitian.

"Orang-orangnya amat sangat mendukung saya. Walaupun CPNS saya diberikan kebebasan untuk tetap menjalin networking (jejaring) dengan kolega di luar," katanya.

Meski demikian masih ada beberapa hal yang menurut Osi perlu dilakukan perbaikan seperti birokrasi rumit yang terkadang terjadi terkait kolaborasi dengan pihak luar, baik antarnegara maupun antarlembaga di dalam negeri.

Menurut data LIPI, saat ini Indonesia hanya memiliki 301.885 sumber daya manusia iptek yang terdiri dari dosen, peneliti dan perekayasa dengan 1.280 peneliti di antaranya telah menempuh pendidikan S3.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement