Selasa 10 Dec 2019 08:16 WIB

Pemilihan Ketum PAN Memanas: Jangan Benturkan Restu Amien

Iklim yang memanas menjelang pemilihan ketua umum dalam PAN adalah hal yang lumrah.

Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais memberikan sambutan pada acara pembukaan Rakernas V PAN di Jakarta, Sabtu (7/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais memberikan sambutan pada acara pembukaan Rakernas V PAN di Jakarta, Sabtu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto meminta semua pihak tidak membenturkan soal restu Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais dalam kontestasi ketum. Yandri yang berafiliasi pada pejawat Ketum PAN Zulkifli Hasan itu menilai, sebaiknya semua pihak tidak menyoal restu dan pengaruh Amien Rais dalam prosesi pergantian ketum pada Kongres PAN 2020 mendatang.

Pada pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN akhir pekan kemarin, Amien sempat menyinggung agar peserta rakernas tidak meneriakkan yel-yel 'lanjutkan' sebagai dukungan kepada bakal calon ketua umum Zulkifli Hasan. "Ya, itu hak Pak Amien lah ya, punya sikap seperti itu. Tapi, sekali lagi, menurut saya jangan dibenturkan restu tidak restu, pengaruh siapa pengaruh," ujar Yandri di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12).

Baca Juga

Yandri menjelaskan, iklim yang memanas menjelang pemilihan ketua umum dalam PAN adalah hal yang lumrah. Jika kongres telah selesai, semua pihak akan bersatu kembali untuk mengembangkan PAN. "Selalu yang proses internal itu dilalui dengan selamat. Artinya, walaupun kongres sepanas apa pun, lalu setelah kongres akan guyub," kata Yandri.

Terkait pemilihan ketua umum PAN, Yandri menyerahkan segala keputusan pada para pemilik suara. Ia juga menegaskan, tidak ada tekanan kepada DPD atau DPW untuk memilih salah satu kandidat. "Saya tidak mau membenturkan restu tidak restu, otomatis tak otomatis. Biarlah secara alami kongres yang menentukan (ketua umum)," ujar Yandri.

Ia mengklaim, pejawat Ketum PAN Zulkifli Hasan kembali maju ke dalam pemilihan karena diusung pengurus DPD dan DPW. Zulkifli tidak mencalonkan diri atas inisiatif Wakil Ketua MPR itu. "Ini kan Bang Zul di ibu kota saja, tidak cari dukungan DPD di daerah. Kecuali kader lain memang sudah keliling, ini nggak pernah keliling karena dia diminta," kata Yandri.

Kubu pejawat sendiri mengklaim sudah didukung 80 persen pemilik suara dalam kongres. Namun, klaim itu dibantah bakal caketum lain, Mulfachri Harahap. Ia menilai, jumlah dukungan itu hanya klaim dari kubu pejawat. Mulfachri sendiri mengklaim bahwa dia juga telah didukung oleh 10 DPW. "Soal mengklaim nanti jumlah DPD bisa sampai melebar sampai seribu, jumlah DPW 100. Jadi, saya kira itu masih terlalu awal untuk itu," ujar Mulfachri saat dikonfirmasi, Senin (9/12).

photo
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berbincang dengan Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais saat hadir pada acara pembukaan Rakernas V PAN di Jakarta, Sabtu (7/12).

Wakil Ketua Umum PAN itu juga mengungkapkan, dia tengah menjalin komunikasi dengan DPD dan DPW. Ia memastikan, untuk mendapatkan dukungan, pihaknya menyerahkan keputusan kepada pemilik suara. "Kita sudah komunikasi dengan pemilik suara dan kader, insya Allah tahu siapa yang dianggap pantas dan punya kompetensi memimpin PAN ke depan," kata Mulfachri.

Meski begitu, Mulfachri mengatakan, masih ada banyak waktu sebelum digelarnya Kongres PAN. Karena itu, sudah sebaiknya setiap kandidat tak melontarkan klaim dukungan suara. "Kongresnya masih lama, tanggal dan waktunya belum diputuskan. Jadi, menurut saya, masih terlalu awal untuk itu," ujar Ketua Fraksi PAN di DPR periode lalu itu menegaskan.

Sebelumnya, Amien Rais menjadi sosok yang paling gencar meminta jabatan ketum PAN hanya sekali dijabat oleh satu kader. Narasi satu periode ini juga yang dikampanyekan Amien saat mendukung Zulkifli Hasan melawan pejawat ketum PAN periode sebelumnya, Muhammad Hatta. Saat itu, Amien gencar mendorong agar seluruh kader mematuhi tradisi satu periode bagi ketum ini. Hingga akhirnya, pada Kongres PAN yang berlangsung di Bali pada 2015 lalu, Zulkifli memenangi kontestasi ketum melalui proses voting.

Pengamat politik Universitas al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, siapa yang bakal menjadi ketum PAN sangat bergantung restu Amien Rais. Menurut dia, siapa pun yang lebih dekat dengan Amien Rais, diprediksi memimpin PAN. Menariknya, kata Ujang, dari nama-nama yang mulai muncul, baik Zulkifli maupun Drajad, sama-sama memiliki kedekatan dengan Amien. Siapa pun dari dua nama tersebut, tidak akan memunculkan masalah jika menjadi ketua umum. N nawir arsyad akbar ed: agus raharjo

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement