Selasa 10 Dec 2019 16:17 WIB

Gubernur Khofifah Perkuat One Pesantren One Product (OPOP)

One Pesantren One Product yang digagas Khofifah memberdayakan ekonomi pesantren.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kantor redaksi Republika di Jakarta, Selasa (10/12). Dalam kunjungannya Khofifah menyampaikan berbagai program yang diselenggrakan oleh Pemprov Jatim.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kantor redaksi Republika di Jakarta, Selasa (10/12). Dalam kunjungannya Khofifah menyampaikan berbagai program yang diselenggrakan oleh Pemprov Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus baru ekonomi Indonesia semakin menampakkan wujud nyatanya. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meralisasikan itu dengan memperkuat program One Pesantren One Product (OPOP).

Khofifah mengatakan program OPOP ini untuk memperkuat kemandirian pesantren di Jatim. Banyak potensi yang ada di ribuan pesantren di Jatim, yang menurut Khofifah, tinggal dipoles untuk bisa berkembang lebih luas.

Baca Juga

"SMK di pesantren-pesantren ini sudah memiliki produk-produk yang bagus dan tinggal dikelola dengan lebih baik, termasuk packaging dibuat lebih bagus. Kemudian, kita butuh akses pasar," kata Khofifah saat silaturahim dengan redaksi Republika di Jakarta, Selasa (10/12).

Khofifah menyebut dengan begitu nilai tambah produknya menjadi sangat tinggi. "Bahasa saya ini petik, olah, kemas, jual. Jika dikemas bagus, maka pasar penjualan pun bisa meluas," kata gubernur wanita pertama di Jatim itu.

photo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersilaturahim dengan redaksi Republika, Jakarta, Selasa (10/12).

Khofifah menyebut pemberdayaan ekonomi pesantren ini berbasis tiga pilar. Ketiganya yakni santriprenuer, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur. Yang terakhir ini mengoneksikan alumni, santri, dan lembaga untuk memperkuat pesantren dan sekolah.

Untuk mensukseskan program OPOP, Gubernur Khofifah menyebut pemerintah Jawa Timur menggandeng lintas sektor. Mulai BUMN, BUMD hingga sektor privat untuk membantu memberikan pendampingan usaha dan mempermudah penjangkauan permodalan. Juga untuk mengembangkan market akses dari produk-produk yang dihasilkan santri, koperasi pesantren dan juga alumni pesantren.

Program OPOP yang ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari ponpes Jawa Timur itu adalah upaya Gubernur Khofifah dalam rangka merevitalisasi Nahdhatut Tujjar atau kebangkitan para pedagang. Dikatakannya, Nahdhatut Tujjar adalah gagasan para ulama sebelum mendirikan NU di tahun 1926.

Produk OPOP yang akan menyentuh 6.000 ponpes se-Jawa Timur itu juga menggandeng perguruan tinggi dalam memberikan pendampingan usaha, manajemen usaha dan juga inovasi produk. Saat ini juga sudah ada OPOP Training Center yang ada di Universitas NU Surabaya. Yang fungsinya memberikan pendampingan pelaku usaha berbasis pesantren.

Produk usaha yang dikembangkan di OPOP bisa meliputi banyak jenis produk. Mulai makanan dan minuman, kerajinan tangan, fashion dan juga produk digital IT. Semua jenis produk akan dikembangkan agar bisa memiliki daya saing sehingga memberi dampak pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun regional serta memperkuat struktur bisnis pada pelaku usaha.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement