REPUBLIKA.CO.ID, WHAKATANE -- Delapan orang hilang dan diperkirakan telah meninggal dunia setelah erupsi gunung berapi di White Island, sebuah pulau kecil di Selandia Baru, Senin (9/12). Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, pantauan udara tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan di White Island.
Ardern mengatakan, wisatawan dari Australia, Amerika Serikat (AS), Inggris, China, dan Malaysia termasuk di antara delapan orang yang hilang. Dia menambahkan, pemerintah akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
"Kami ikut merasakan duka cita kepada mereka yang kehilangan keluarga dan teman," ujar Ardern dalam konferensi pers di Whakatane yang terletak sekitar 50 kilometer dari White Island.
Sebuah kamera yang terletak di dekat kawah milik badan geologi Selandia Baru, GeoNet menangkap gambar sekelompok orang berjalan menjauhi kawah sekitar satu menit sebelum erupsi. Sementara, kamera lain menunjukkan erupsi gunung berapi yang melontarkan abu setinggi 3,658 meter ke udara.
"Sekarang jelas bahwa ada dua kelompok di pulau itu, yakni mereka yang dapat dievakuasi dan mereka yang dekat dengan letusan," kata Ardern.
Tim penyelamat tidak dapat mengakses White Island karena tertutup abu tebal. Badan geosains Selandia Baru, GNS Science memperingatkan kemungkinan erupsi susulan dalam 24 jam mendatang.
Salah satu kelompok wisatawan baru saja meninggalkan White Island pada saat terjadi erupsi. Seorang pria asal Selandia Baru, Geoff Hopkins yang berada dalam kelompok itu mengatakan, dia membantu menarik korban yang terluka kritis ke dalam kapal. Menurutnya, banyak orang-orang yang menceburkan diri ke laut untuk menghindari erupsi.
"Orang-orang memakai celana pendek dan t-shirt sehingga mereka mengalami luka bakar yang cukup banyak," ujar Hopkins.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, tiga warga Australia dikonfirmasi telah meninggal dunia dan 13 orang lainnya terluka. "Saya khawatir ada berita buruk yang akan datang," ujarnya.
Gunung berapi Whakaari seperti yang dikenal dalam bahasa Maori merupakan gunung berapi paling aktif di Selandia Baru. Sekitar 70 persen struktur dari White Island berada di bawah laut dan membentuk vulkanik terbesar di Selandia Baru. Seorang profesor emeritus di Monash University, Ray Cas mengatakan, White Island terlalu berbahaya dan semestinya tidak dibuka menjadi tempat wisata.
"Setelah mengunjunginya dua kali, saya merasa bahwa itu terlalu berbahaya bagi kelompok wisata harian yang mengunjungi gunung berapi di pulau tak berpenghuni dengan perahu dan helikopter," kata Cas dalam komentar yang diterbitkan oleh Australian Science Media Center.
Pada November lalu, GeoNet menaikkan tingkat siaga untuk gunung berapi tersebut. Letusan fatal terakhir gunung berapi Whakaari terjadi pada 1914, dan menewaskan 12 penambang belerang. Kemudian pada April 2016 erupsi kembali terjadi dengan skala kecil.
White Island dikunjungi sekitar lebih dari 10 ribu wisatawan asing maupun lokal setiap tahun. Royal Caribbean mengkonfirmasi bahwa beberapa penumpang di kapal pesiar Ovation of the Seas sedang dalam perjalanan menuju White Island ketika terjadi erupsi.