Selasa 10 Dec 2019 19:48 WIB

BNPT: Kearifan Lokal Mampu Tangkal Radikalisme

Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat besar.

BNPT: Kearifan Lokal Mampu Tangkal Radikalisme. Foto ilustrasi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius.
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon
BNPT: Kearifan Lokal Mampu Tangkal Radikalisme. Foto ilustrasi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan kearifan lokal dan kesejahteraan memiliki daya tangkal yang paling kuat terhadap radikalisme. "Dari sekian banyak hulu masalah ternyata ini yang paling kuat. Keanekaragaman kita menjadi akar masalah memecahkan masalah radikalisme," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat menyampaikan hasil Survei Nasional BNPT 2019 tentang "Internalisasi Kearifan Lokal dan Potensi Radikalisme di 32 Provinsi", Selasa (10/12).

Suhardi menjelaskan, BNPT konsisten melakukan riset setiap tahun sebagai basis pengambilan kebijakan dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. "Riset BNPT pada 2017 menunjukkan daya tangkal yang paling kuat adalah kearifan lokal dan kesejahteraan, kemudian riset 2018 bahwa kearifan lokal dianggap sebagai perekat masyarakat sekaligus dipercaya sebagai daya tangkal," katanya.

Baca Juga

Namun, kata dia, riset pada 2019 menemukan ternyata aspek penting kearifan lokal ini tidak dibarengi dengan dokumentasi yang utuh terhadap kearifan lokal di masyarakat. "Yang terjadi adalah diskontinuitas pemahaman dan praktik kearifan lokal pada generasi sekarang yang lebih dikenal dengan generasi millenial, sehingga miss," katanya.

Menurut dia, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat besar dengan keberagamannya yang memiliki hampir 1.000 suku bangsa. Suhardi menjelaskan kearifan lokal bukan sekadar dimaknai sebagai kesenian atau kebudayaan daerah, melainkan lebih kepada nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat masing-masing daerah.

Jika pemerintah daerah mampu memanfaatkan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat di daerahnya, tentu akan sangat efektif dalam menangkal paham radikalisme. "Jangan cuma disebut-sebut kearifan lokal, tapi tidak tahu apa itu. Kearifan lokal itu nilai, masing-masing daerah punya nilai di masyarakat," kata Suhardi.

Survei tersebut dilaksanakan BNPT berkolaborasi dengan peneliti Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Balitbang Kemenag, dan berbagai pemangku kepentingan terkait. Pengambilan sampel dalam riset itu menggunakan teknik multistage cluster random sampling dengan rumah tangga sebagai unit terkecil. Pengumpulan data melalui wawancara tatap muka kepada 15.360 responden di 32 provinsi pada April-Juli 2019.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement