REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Amat Bin Suud warga Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemenggalan kepala anak di bawah umur di lokasi tambang. Dia terancam hukuman seumur hidup.
"Tersangka dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan, Undang-Undang perlindungan anak, dan ancaman hukuman kurungan penjara seumur hidup," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Hendra Rochmawan saat jumpa pers, Selasa (10/12).
Dia mengatakan, kronologi pemenggalan kepala anak di bawah umur itu bermula dari pertemuan Amat dan korban. Dalam pertemuan itu, korban mengajak dia merokok bersama.
Saat itu, Amat langsung memberikan sebatang rokok kepada korban. Usai memberikan rokok satu batang kepada korban, Amat pun meminta korban menunggu sebentar karena ingin mencari buah pinang.
Usai mencari buah pinang, keduanya kembali bertemu di dekat pohon asam, tempat korban menunggu. Saat itu, saudaranya, Celut, melihat keduanya bersama menuju ke suatu lokasi.
Ternyata keduanya menuju ke lokasi bekas lubang tambang emas di daerah setempat. Korban pun kembali meminta sebatang rokok lagi kepada Amat. Setelah memberikan rokok sebatang itulah, timbul hasrat Amat menyodomi korban dan dia pun mencekik leher korban.
"Selain mencekik leher korban, juga dipukul di bagian tengkuk sebanyak dua kali dan menginjak badan korban sebanyak empat kali," ucapnya.
Rochmawan yang juga didampingi Kepala Polres Katingan AKBP Andri Ansyah, melanjutkan, melihat korban yang dianiaya tersebut sudah tidak bernafas lagi. Tersangka kemudian melakukan tindakan bejatnya terhadap korban yang sudah meninggal.
Usai melakukan kejahatan itu, Amat pulang ke rumah untuk mengambil sebilah senjata tajam. Dengan senjata tajam itu bagian kepala korban dipenggal, sementara tubuh korban dibuang ke lubang bekas tambang emas. Adapun bagian kepala korban dikubur di dekat bangunan sarang walet milik warga di desa tempat pelaku tinggal.
"Atas perbuatan keji tersangka, kini yang bersangkutan mendekam di sel Markas Polres Katingan guna disidik mengenai perkara tersebut. Untuk penangkapan pelaku dilakukan di rumah tersangka tanpa perlawanan sama sekali," kata Rochmawan.