Rabu 11 Dec 2019 11:38 WIB

Tujuh Siswa SD di Kota Bandung Diduga Terkena Hepatitis A

Tujuh siswa di SD 252 Sarijadi, Kota Bandung, diduga terkena hepatitis A.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
Petugas Dinas Kesehatan Kota Bandung tengah mengecek kondisi kesehatan siswa SDN 252 Bandung, fasilitas sekolah dan kantin, Rabu (11/12). Dinas Kesehatan menyebut terdapat 7 orang siswa yang diduga terkena hepatitis A dan belasan lainnya yang terkena sakit demam dan lainnya.
Foto: M Fauzi Ridwan
Petugas Dinas Kesehatan Kota Bandung tengah mengecek kondisi kesehatan siswa SDN 252 Bandung, fasilitas sekolah dan kantin, Rabu (11/12). Dinas Kesehatan menyebut terdapat 7 orang siswa yang diduga terkena hepatitis A dan belasan lainnya yang terkena sakit demam dan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengatakan sebanyak tujuh orang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 252, Sarijadi, Kota Bandung, diduga terkena penyakit hepatitis A.  Rosye membantah kabar yang beredar jika ada puluhan siswa di SD tersebut yang terkena hepatitis A.

Menurutnya, belasan siswa lainnya menderita sakit seperti deman dan radang tenggorokan. "Ada tujuh orang anak diduga hepatitis A dan anak lainnya yang sakit menderita sakit berbagai penyakit," ujarnya saat ditemui di sekolah tersebut, Rabu (11/12).

Baca Juga

Data tersebut, menurutnya mengklarifikasi juga informasi yang beredar tentang adanya siswa yang diduga terkena hepatitis mencapai puluhan orang. Ia mengatakan beberapa siswa yang didata karena sakit sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir dan hingga saat ini masih melakukan pendataan.

Rosye mengungkapkan, pihaknya saat ini bersama tim Dinkes Provinsi Jabar, Tim Surveilance tengah melakukan investigasi penyebab penyebaran hepatitis A. Rosye belum bisa memastikan penyebab penyebaran hepatitis A di sekolah tersebut sebab masih diinvestigasi.

Menurutnya, pihaknya akan memastikan jika ketujuh orang tersebut memang terkena hepatitis A atau tidak. Salah satunya melalui laporan laboratorium dan pemeriksaan dokter. Sementara itu, bagi siswa yang terlihat sehat akan dilakukan cek (screening) kesehatan.

Meski penderita hepatitis A hanya satu orang, namun menurutnya berpotensi menularkan penyakit kepada yang lain. Ia mengatakan, tim pun tengah mengecek media yang berpotensi menularkan penyakit seperti sumber air, kamar mandi dan wastafel.

"Terkadang anak-anak, dia buang air besar. Si anak ada virusnya sesudah buang air besar tidak mencuci tangan pakai sabun lalu memegang handle. Lalu anak lain memegang handle itu dan tanpa cuci tangan makan," katanya.

Rosye mengatakan pihaknya akan memastikan apakah penyebaran hepatitas A terjadi di sekolah atau di rumah siswa. Pihaknya pun akan melakukan sosialisasi tentang pencegahan hepatitis A di sekolah tersebut.

Dibeberapa daerah di Jawa Barat, menurutnya terjadi peningkatan kasus hepatitis A. Menurutnya seperti di Kota Depok yang sudah mengeluarkan surat edaran waspada hepatitis A termasuk Kemenkes RI.

Secara umum, Rosye menambahkan penyebaran hepatitis A terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar virus dari kotoran atau feses. Menurutnya, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan langkah mencegah terjadinya penyakit tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement