Rabu 11 Dec 2019 17:51 WIB

Tumpang Tindih Antarkementerian, Agenda Riset Boros Anggaran

Presiden meminta pembenahan anggaran riset yang masih tersebar di kementerian.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Ma
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut agenda riset selama ini saling tumpang tindih antarkementerian. Hal ini pun menyebabkan adanya pemborosan anggaran riset.

Karena itu, Presiden menginstruksikan agar tumpang tindih agenda riset yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga ini harus segera dibenahi. Hal ini disampaikan Presiden saat membuka rapat terbatas akselerasi implementasi program infrastruktur di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12).

Baca Juga

"Tumpang tindih agenda riset yang menyebabakan pemborosan anggaran harus segera kita akhiri. Anggaran riset yang masih tersebar di berbagai kementerian di berbagai lembaga juga kita padukan dengan peta jalan yang benar, output, dan outcome yang terukur akan sangat bermanfaat bagi kemajuan negara kita," ujar Jokowi.

Jokowi mengarahkan agar pemerintah tidak hanya berkonsentrasi untuk memperbesar anggaran riset saja. Namun juga harus menemukan cara agar anggaran riset menjadi lebih efektif dan memberikan hasil dan manfaat yang lebih nyata.

Selain itu, pemerintah juga masih memiliki tugas untuk memperkuat ekosistem guna mendukung perkembangan riset dan inovasi. Mulai dari regulasi, sumber daya alam, kelembagaan, sistem insentif, terkoneksi dengan dunia industri, hak cipta, dan juga anggaran yang dibutuhkan. 

Investasi di bidang riset dan inovasi ini menjadi salah satu kunci agar negara dapat melompat menjadi negara maju. "Karena melalui riset dan inovasi dapat dilahirkan gagasan-gagasan inovatif yang terkoneksi dengan dunia usaha dengan dunia industri yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan daya saing ekonomi nasional," jelasnya. 

Namun, Jokowi mengingatkan agar riset yang dilakukan harus benar-benar fokus dan terarah. Riset diperlukan agar memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan negara dan dapat menjadikan Indonesia keluar dari middle income trap. Apalagi inovasi dan teknologi di dunia semakin cepat berubah.

"Dengan visi besar dan arus perubahan yang cepat seperti itu maka kita harus memiliki sebuah strategi besar, memiliki desain besar untuk memilih agenda-agenda riset yang perlu didorong, perlu diberikan support secara besar-besaran," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement