Rabu 11 Dec 2019 16:40 WIB

Orkes Tiup Jogja Hangatkan Selasa Wage di Malioboro

Pembentukan grup ini karena sering berkumpul dan memainkan alat musik tiup.

Parkir andong tampak sepi di  jalur pedestrian Malioboro, DI Yogyakarta, Selasa (26/9). Acara reresik  yang digelar setiap Selasa Wage itu menjadi salah satu bentuk pemeliharaan kawasan Malioboro agar Malioboro tampak lebih rapi dan asri.
Foto: Nico Kurnia Jati
Parkir andong tampak sepi di jalur pedestrian Malioboro, DI Yogyakarta, Selasa (26/9). Acara reresik yang digelar setiap Selasa Wage itu menjadi salah satu bentuk pemeliharaan kawasan Malioboro agar Malioboro tampak lebih rapi dan asri.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Suasana hangat terasa di Jalan Malioboro, Selasa (10/12) malam. Bertepatan dengan agenda rutin Selasa Wage, wisatawan memadati pusat wisata Kota Yogyakarta ini.

Tanpa lalu-lalang kendaraan bermotor, wisatawan bisa menikmati kawasan semi pedestrian sekaligus menghabiskan malam dengan masing-masing aktivitasnya, seperti berfoto-foto, jalan kaki menyusuri Jalan Malioboro, bersepeda, hingga duduk mengobrol santai di pedestrian.

Ragam atraksi seni budaya juga memanjakan para wisatawan. Mulai dari musik, tari, dan lainnya. Termasuk penampilan sekelompok pemusik yang dikerumuni wisatawan. Mereka adalah Orkes Tiup Jogja (OTJ). Para penampil memang tak jauh dari nama orkesnya. Mereka memainkan alat musik tiup yang mungkin atraksi ini jarang ditemui di tempat lain.

Wisatawan berkerumun sekadar melihat sekilas karena penasaran dengan bunyi alat musik tiup, ada yang menonton dengan saksama, hingga ada yang turut mengabadikan melalui kamera.

"Kami kalau biasanya memainkan lagu-lagu jazz dan malam ini ada kesempatan menyanyikan lagu- lagunya Didi Kempot yang lagi hits. Ada juga nasional sampai lagu daerah. Pemilihan lagu juga menyesuaikan suasana di Malioboro sehingga mengenakan busana Jawa," kata Ketua OTJ, Denga, dalam siaran persnya, Rabu (11/12).

Dia menjelaskan pembentukan grup ini karena sering berkumpul dan memainkan alat musik tiup dari logam dan kayu. Ditambah komunitas lain dari ISI Yogyakarta sehingga semua sepakat membentuk komunitas musik tiup ini.

"Kami awalnya hanya kumpul-kumpul dan suka memainkan alat tiup logam dan kayu. Kami selanjutnya ingin membuat suatu acara ditambah masuknya teman-teman dari ISI Yogyakarta. Akhirnya terbentuk OTJ ini pada Oktober 2019," ujarnya.

Dengan menambahkan sesuai namanya, maka alat musik yang ditampilkan adalah saxophon, trompet, trombon, fresnhorn, dan dilengkapi perkusi drum serta senar drum. Adapun keunikan yang ditonjolkan orkes adalah berbusana khas jawa.

Sementara itu, KCU BCA Yogyakarta Anggardini menjelaskan pihaknya mendukung penampilan OTJ guna mewujudkan Yogyakarta layak menyandang predikat kota wisata, seni dan budaya. Apalagi anggota OTJ merupakan pecinta seni.

"Kami men-support seniman kreatif Yogyakarta untuk tampil di Selasa Wage Malioboro ini. Komunitas OTJ sendiri dibentuk sebagai pecinta seni dan semakin unik karena mengenakan busana jawa," ungkap Anggardini atau akrap disapa Dini ini.

Dini menambahkan perseroan tetap mendukung segala bentuk kegiatan budaya dan kesenian di Yogyakarta mealui kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR). Hal ini bisa menjaga kelestarian budaya sehingga mampu mempertahankan ciri kerakyatannnya.

"Segala bentuk kegiatan seni, budaya akan tetap kami support. Budaya sangat penting dijaga kelestariannya, terutama di Yogyakarta. Kami berharap OTJ bisa tampil terus even Seloso Wage ini," tandas Anggardini.

Untuk diketahui, Selasa Wage adalah hari dalam pasaran Jawa. Setiap Selasa Wage, seluruh kendaraan bermotor dilarang melintas di Jalan Malioboro, kecuali bus Trans Jogja, ambulans, dan kendaraan emergency lainnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement