REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) meresmikan Lumbung Ternak Wakaf di Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/12). Direktur Program ACT, Wahyu Novyan menjelaskan, Lumbung Ternak Wakaf menerapkan sistem peternakan yang terintegrasi yang berdampak pada pemberdayaan warga secara signifikan.
Menurut dia, sebelumnya para peternak yang terlibat di lumbung itu adalah masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap.
"Banyak yang bekerja serabutan dengan penghasilan sekitar Rp 500 per bulan. Banyak yang harus pergi merantau ke kota untuk dapat menghasilkan uang. Setelah menjadi mitra, mereka bisa bergabung sebagai karyawan dan mendapatkan pendapatan tetap jauh di atas rata-rata UMR Kabupaten Tasikmalaya," kata dia.
Ia mengklaim, dengan adanya lumbung, para peternak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Hingga kini, perkembangan lahan kandang dan lahan odot di Tasikmalaya mencapai 22 hektare. Lahan ini menampung kapasitas domba breeding 5.000 ekor dan fattening 4.500 ekor. Sementara total peternak di Tasikmalaya yang diberdayakan sebanyak 124 orang.
Ahyudin mengatakan, Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu sentra peternakan di Provinsi Jawa Barat, yang mempunyai komoditas strategis yang meliputi ternak sapi potong, kerbau, kambing, domba dan unggas.
Namun, berdasarkan hasil dari penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB), pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya terkendala lantaran belum optimalnya pemanfaatan potensi wilayah, daya dukung lahan, dan sumber daya pakan secara terintegrasi dengan lokasi basis produksi ternak.
Kondisi itu, lanjut dia, dikhawatirkan akan berdampak pada hilangnya lokasi-lokasi produksi peternakan akibat degradasi lahan dan alih fungsi lahan. Karena itu, Global Wakaf-ACT meresmikan program unggulan Lumbung Ternak Wakaf di Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.
Salah satu karyawan lumbung, Olih Suharsa (52 tahun), telah dua tahun terakhir ia bekerja di lumbung pertenakan itu. Tugasnya adalah mencari dan memberi makan ternak-ternak yang ada di tempat itu.
Ia menyebutkan, para pekerja yang ada di lumbung itu tidak memiliki domba-domba yang dikembangbiakan. Namun mereka hanya bertugas mengurusnya.
"Alhamdulillah sebulan digaji di atas UMR, lebih dari Rp 2 juta," kata dia.