REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Munahar Muchtar mempertanyakan nilai indeks kerukunan umat beragama (KUB) DKI Jakarta di bawah Papua dan Papua Barat. Menurutnya, di Jakarta tidak ada kerusuhan dan kehidupan umat beragama baik-baik saja.
"Ini penilaian yang aneh dari Kementerian Agama (Kemenag) kalau (indeks KUB) Jakarta di bawah Papua," kata KH Munahar kepada Republika.co.id, Rabu (11/12) malam.
Sebelumnya, Kemenag merilis nilai indeks KUB nasional rata-rata 73,83, tapi nilai indeks KUB DKI Jakarta di bawah rata-rata karena hanya sebesar 71,3. Sementara, nilai indeks KUB Papua Barat sebesar 82,1 dan Papua 79,0.
Oleh karena itu, MUI DKI Jakarta mempertanyakan penilaian indeks KUB yang dirilis Kemenag. KH Munahar juga menanyakan, Kemenag menggunakan sudut pandang seperti apa sehingga menilai indeks KUB Jakarta di bawah rata-rata. Sementara di beberapa wilayah yang rawan seperti di Papua Barat dan Papua nilai kerukunan umat beragamanya di atas rata-rata.
"Tapi kenapa nilai kerukunan umat beragama di Jakarta di bawah, padahal Jakarta sudah cukup kondusif," ujarnya.
Ia menegaskan, apa yang telah terjadi di Jakarta sehingga nilai indeks KUB Jakarta di bawah rata-rata. Kalau ada demonstrasi dan aksi 212 di Jakarta, itu hal yang sangat biasa. Demonstrasi dan aksi yang terjadi di Jakarta juga tidak menyangkut masalah kerukunan umat beragama.
Dia menegaskan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Jakarta juga sudah berjalan bagus. Bahkan kerja sama umat beragama cukup baik melalui FKUB.
"Tidak ada masalah (di Jakarta), (umat beragama) juga toleransi, tidak ada gontok-gontokan antaragama, semuanya baik-baik saja," ujarnya.
KH Munahar mengatakan, jika Kemenag akan membuat penilaian terhadap KUB, sebaiknya melibatkan MUI di berbagai provinsi. Kemenag juga sebaiknya dialog terlebih dahulu dengan MUI.
Menurut dia, MUI wajib dilibatkan dalam penilaian indeks KUB sebab MUI paling tahu kondisi masyarakat di bawah karena MUI ada sampai tingkat kelurahan. "Jangan mungkin karena ada ketidaksukaan dan lain sebagainya lantas Jakarta di bawah rata rata (nilai indeks KUB-nya), padahal Jakarta ini cukup kondusif, antarumat beragama rukun dan hidup biasa," ujarnya.