Rabu 11 Dec 2019 23:37 WIB

Korban Banjir Riau Mulai Terserang Penyakit

Bencana banjir sudah tiga hari melanda Kabupaten Kampar, Riau.

Puluhan warga koban banjir di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, mulai terserang penyakit (Ilustrasi banjir)
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Puluhan warga koban banjir di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, mulai terserang penyakit (Ilustrasi banjir)

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Puluhan warga koban banjir di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, mulai terserang penyakit. Becana banjir sudah lebih dari tiga hari menggenangi daerah tersebut.

"Pada hari pertama posko kesehatan ini buka, sudah ada 30 warga yang berobat dan itu pun masih ada yang datanya belum kami rekap," kata perawat Puskesmas Gunung Sahilan I, Iska, di posko kesehatan dilokasi banjir Gunung Sahilan, Rabu (11/12).

Baca Juga

Iska menjelaskan banyak warga mengeluh sakit berupa flu, pusing, maag, hipertensi dan alergi. Pasalnya, selama banjir, korban banjir terpaksa begadang.

"Warga banyak tensinya tinggi karena selama banjir ini mereka terpaksa begadang. Sedangkan penyakit alergi akibat air banjir warga gatal-gatal, bisa karena kutu air maupun jamur," katanya.

Puskesmas Gunung Sahilan I mendirikan tenda darurat yang dijadikan posko kesehatan di dekat Jembatan Gunung Sahilan. Lokasi tersebut berada di tempat yang lebih tinggi, sedangkan dua desa disekitar tempat itu sudah kebanjiran sejak tiga hari lalu akibat meluapnya Sungai Subayang.

Posko kesehatan tersebut menyediakan berbagai obat yang dibangikan gratis kepada korban banjir. Layanan posko tersebut terdapat satu perawat dan dua bidan yang siaga mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB setiap hari.

Salah seorang korban banjir yang sakit adalah bayi berusia enam bulan bernama Nasya. Keluarga bayi tersebut mengungsi ke mushala di Desa Sahilan Darusalam bersama lima kepala keluarga lainnya.

"Dia (Nasya) terserang demam," kata Rahma (55), nenek dari bayi Nasya.

Ia mengatakan, terpaksa mengungsi ke mushala karena air di dalam rumah sudah setinggi satu meter. "Kami harap pemerintah daerah juga memberi bantuan air bersih, karena akibat banjir ini kita terpaksa beli air untuk minum," katanya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, banjir di Desa Gunung Sahilan berdampak pada 98 kepala keluarga (KK), atau setara 219 jiwa. Air sudah mencapai atap rumah warga, akses jalan menuju rumah warga terputus, dan sebagian warga sudah mulai mengungsi.

Sedangkan banjir di Desa Sahilan Darussalam berdampak pada 176 KK. Ketinggian air bervariasi sekitar 80 centimeter hingga satu meter, sehingga sebagian warga sudah mulai mengungsi. Pemkab Kampar pada hari ketiga setelah banjir mulai menyalurkan bantuan dan mendirikan tenda dan dapur umum untuk warga korban banjir.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement