Kamis 12 Dec 2019 17:31 WIB

Sah! UNESCO Akui Kurma Sebagai Warisan Budaya Dunia Arab

Kurma merupakan tanaman tertua yang ditanam di dunia Arab.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Pohon kurma pertama yang ditanam di dunia Arab ditanam wilayah Irak. Foto ilustrasi pohon kurma
Foto: dok.Republika
Pohon kurma pertama yang ditanam di dunia Arab ditanam wilayah Irak. Foto ilustrasi pohon kurma

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Pengatahuan, tradisi, dan praktik yang berkaitan dengan kurma telah dimasukkan dalam daftar Warisan Budaya Kemanusiaan Tak berwujud di dunia Arab oleh UNESCO. Kurma diakui UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya pada Rabu (11/12).

Kurma sendiri selama berabad-abad telah memainkan peran penting dalam pembentukan dan pertumbuhan peradaban di wilayah yang panas dan kering di dunia Arab. 

Baca Juga

Pohon kurma, yang akarnya menembus jauh ke dalam tanah, memungkinkannya tumbuh di iklim kering. Kurma tidak hanya menjadi sumber makanan, tetapi juga keuntungan dalam ekonomi.

Dalam dokumen yang diajukan 14 negara Arab, disebutkan bahwa pohon kurma berkumpul dalam oase dengan kepadatan berbeda di wilayah gurun, yang mengindikasikan adanya ketinggian air yang cocok untuk irigasi. 

Ke-14 negara tersebut antara lain  Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Mauritania, Maroko, Oman, Oman, Palestina Wilayah, Arab Saudi, Sudan, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan Yaman.

"Hasilnya, ini membantu umat manusia untuk menetap meskipun dalam kondisi yang sulit," demikian diungkapkan dalam dokumen itu, dilansir di Arab News, Kamis (12/12).

Hingga saat ini, kurma yang ditata dalam piring-piring menghiasi meja di rumah-rumah dan sektor bisnis di seluruh dunia Arab. Simbol pohon kurma secara historis menunjukkan kemakmuran. Buah manis yang disajikan dengan secangkir kopi adalah bentuk keramahan dari masyarakat Arab kuno.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, kurma dikatakan kemungkinan merupakan pohon yang paling tua yang ditanam di bumi. 

Kurma disebut ditanam pada 4.000 sebelum Masehi dan digunakan untuk pembangunan kuil dewa bulan di dekat Ur di Irak selatan, wilayah Mesopotamia kuno.

Dalam dokumen itu juga disebutkan, bahwa populasi dari negara-negara yang menyerahkan nominasi itu telah dikaitkan dengan pohon kurma selama berabad-abad. Hal itu karena kurma itu sendiri membantu mereka dalam membangun peradaban.

"Penelitian sejarah dan berbagai penggalian barang antik telah menghasilkan status budaya dan ekonomi yang signifikan di banyak daerah seperti Mesopotamia, Mesir kuno, dan Teluk Arab," kata dokumen tersebut.

photo
Kurma (ilustrasi)

Tanaman kuno juga menghadapi beberapa tantangan di zaman modern. Negara-negara Teluk telah berjuang keras untuk memberantas kumbang pengerek di kurma merah, yang awalnya berasal dari Asia dan pertama kali terdeteksi di kawasan itu pada 1980-an. 

Kumbang itu memiliki panjang hanya beberapa sentimeter (sekitar satu inci). Akan tetapi, larva yang mendapat kekuatan dari batang pohon palem itu justru dapat membunuh pohon-pohon kurma. 

Menurut PBB, di negara-negara Teluk dan Timur Tengah, sekitar 8 juta dolar hilang setiap tahun hanya karena pemberantasan pohon yang sangat terinfestasi saja.

Sementara itu, di beberapa bagian wilayah Arab, semua bagian dari pohon kurma masih digunakan untuk berteduh atau untuk menghasilkan berbagai produk. Misalnya, kerajinan tangan, tikar, tali, dan furnitur.

Untuk merayakan dan mempromosikan warisan kurma dan produk-produk kurma mereka, beberapa negara pengirim mengadakan festival kurma tahunan. 

Salah satunya, adalah Festival Kurma Liwa yang digelar setiap tahun di UEA dan Festival Kurma di Al-Qassim di Arab Saudi. Menurut International Trade Center yang berbasis di Jenewa, kedua negara Teluk itu termasuk pengekspor utama kurma. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement