Kamis 12 Dec 2019 17:34 WIB

PDIP Nilai SBY Terapkan Keseimbangan Politik

PDIP menilai SBY mencoba seimbang antara mendukung dan mengkritik pemerintah.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan menilai Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang menerapkan upaya seimbang antara mendukung dan mengkritik pemerintahan. Hal tersebut dituangkan SBY dalam pidato refleksi yang disampaikan Rabu (11/12) malam.

Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyebut, penyampaian pandangan dan orientasi politik SBY lumrah dalam hubungan antara parpol dan pemerintah. Sehingga, checks and balances yang dilakukan parpol tetap berjalan.

Baca Juga

"Saya kira Pak SBY yang demikian itu, beliau sedang melakukan keseimbangan politik antara mendukung pemerintah dan melakukan fungsi kritis secara berimbang," kata Basarah di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (12/12). Ia menyatakan, PDI Perjuangan menghormati pandangan dan sikap Partai Demokrat tersebut.

Dalam pidatonya, SBY menyampaikan sejumlah poin, di antaranya mengkritik Pemilu 2019. Basarah menganggap kritik yang disampaikan SBY lebih pada pelaksanaan, bukan pada sistem pemilu, khususnya pemilu presiden. PDIP pun mengakui, pelaksanaan pemilu memang harus diperbaiki.

Namun, Basarah menegaskan, PDIP tetap setuju pada sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Cara tersebut disebut Basarah, cara yang paling tepat untuk memperkuat sistem presidensial.

"Cara yang paling mendekati adalah tetap dipilih secara langsung oleh rakyat dalam pemilu yang demokratis yang jujur dan adil," ujar Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan.

Dalam pidatonya semalam, SBY menekankan perlunya evaluasi menyeluruh tentang sistem, undang-undang (UU) dan penyelenggaraan pemilu. Dia mengatakan, hal itu tak lepas dari sejumlah catatan yang terjadi selama Pilpres dan Pileg 2019 yang digelar serentak.

"Tujuannya, pemilu di masa mendatang bisa berlangsung lebih baik," kata SBY dalam pidato politik refleksi pergantian tahun 2019 di JCC, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).

Presiden keenam RI ini mengatakan, evaluasi tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah, parlemen dan penyelenggara pemilu. Apa yang disampaikan SBY merujuk pada buruknya pelaksanaan Pemilu 2019 lalu.

Menurutnya, pemilu terakhir meninggalkan sejumlah catatan buruk dalam sejarah. Misalnya, politik identitas yang melebihi takaran. Selain itu, Pemilu 2019 juga menjadi pemilu pertama yang menelan ratusan korban jiwa dalam pelaksanaannya.

In Picture: Pidato Refleksi Akhir Tahun SBY

photo
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement