REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini Eka Putri Handayani menyebut bahagia adalah kunci dalam mencerdaskan anak. Anak-anak usia hingga enam tahun kondisi pikirannya masih bersih.
Dirperlukan upaya guru untuk memberikan perlakuan yang menyenangkan agar proses penyampaian pesan atau pembelajaran bisa diterima dengan baik. Ia juga menyebut kondisi di lapangan, pendidikan anak usia dini di Indonesia sangat miris.
Kebanyakan guru lebih mengacu pada keinginan orang tua tanpa melihat fitrah atau minat bakat yang dimiliki anak-anak. Kebanyakan, orang tua minim edukasi perihal pendidikan anak usia dini.
"Hakikatnya dunia anak adalah dunia bermain. Buatlah anak bahagia di lingkungan dan sekolah. Belajar itu bukan cuma menulis, tapi ketika mereka bergerak, otak mereka juga ikut bekerja," ucap Eka dalam kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Berbasis Fitrah di Gedung Puskurbuk Balitbang Kementerian Pendidikan, Kamis (12/12).
Direktur Alifa Kids Centre ini juga menekankan anak-anak bukanlah kita (orang tua). Anak-anak adalah harta yang berharga dan memiliki bakatnya sendiri. Masing-masing merupakan pribadi yang berbeda, namun unik dan hebat.
Dalam aspek perkembangan anak, ada enam hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, fisik motorik, bahasa, nilai moral agama, kognitif, sosial, dan seni. Kemampuan baca tulis yang kerap ditekankan pada anak-anak usia dini hanyalah bagian kecil dari aspek bahasa. Ada banyak hal lain yang bisa dikembangkan dalam diri anak-anak.
Pendidikan usia dini menjadi salah satu fondasi penting bagi masa depan anak. Di usia ini, anak-anak masih dengan pembawaan atau fitrahnya lalu diberikan bimbingan untuk mendalami ilmu.