Jumat 13 Dec 2019 05:00 WIB

Menjaga Keseimbangan Ilmu dan Jabatan dengan Akhlak

Ilmu dan jabatan tanpa dibarengi akhlak akan berujung bencana.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Menjaga Keseimbangan Ilmu dan Jabatan dengan Akhlak. Foto ilustrasi.
Foto: ist
Menjaga Keseimbangan Ilmu dan Jabatan dengan Akhlak. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi akhlak. Dengan akhlak, setinggi apa pun ilmu dan jabatan yang diperoleh akan mendapatkan keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

Namun sebaliknya, tanpa menjaga stabilitas ilmu dan jabatan yang dimiliki dengan akhlak, acap kali manusia terjerumus dalam kenistaan dan durja. Sebagai contoh, tak sedikit para koruptor yang masuk bui adalah kalangan putra-putri bangsa dengan kecerdasan intelektual yang baik.

Baca Juga

Namun celaka, kecerdasan dan jabatan tersebut tak dibarengi akhlak. Amanah yang dititipkan melalui ilmu dan jabatannya menjadi nista sebab minimnya akhlak dalam menjunjung kapasitas diri.

Hal ini tentu saja melenceng dari apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda dalam hadits shahih seperti berikut: “Innama bu’istu liutamimma makarimal-akhlak". Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”.