Jumat 13 Dec 2019 08:04 WIB

Kereta Cepat Bandara Jeddah Kembali Beroperasi

Pascainsiden kebakaran September, kereta cepat bandara Jeddah kembali beroperasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Reiny Dwinanda
Kereta api Haramain. Pascainsiden kebakaran September, kereta cepat bandara Jeddah kembali beroperasi.
Foto: suadigazette
Kereta api Haramain. Pascainsiden kebakaran September, kereta cepat bandara Jeddah kembali beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan kereta berkecepatan tinggi ke Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah (KAIA) kembali beroperasi sejak Rabu (12/12). Layanan ini kembali beroperasi usai peristiwa kebakaran yang terjadi melalui salah satu stasiun di Jeddah pada September lalu.

Dilansir Arab News, Jumat (13/12), Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA) bekerja sama dengan operator sistem transportasi kereta Haramain mulai menjalankan kereta tersebut. Operasional itu dilakukan untuk jalur antara Mekkah dengan Madinah melalui Raja Abdullah Economic City (KAEC), di Rabigh.

Baca Juga

Stasiun di KAIA tersebut kemudian terhubung ke Terminal 1 bandara Jeddah. Layanan kemudian dilanjutkan di stasiun kereta berkecepatan tinggi Haramain bandara Saudi.

photo
Helikopter pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Stasiun kereta cepat Haramain di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (29/9).

Saat ini, pekerjaan masih berlangsung untuk memperbaiki kerusakan dan memulihkan operasi di stasiun Al-Sulaymaniyah, Jeddah, setelah kebakaran besar pada September silam. Selama jam sibuk, kereta Haramain beroperasi setiap 10 menit dan layanan kereta api memiliki kapasitas untuk mengangkut 20 juta penumpang per tahun.

Sedangkan pemeriksaan resmi peralatan dan fasilitas penumpang di stasiun diawasi sejumlah pemangku jabatan, antara lain oleh Asisten Kepala Operasi GACA Sulaiman bin Ahmed Al-Bassam, Manajer Umum KAIA Essam bin Fouad Nour, dan pemerintah pejabat yang bertugas.  Adapun kereta KAIA yang baru merupakan koneksi bandara pertama dari jenisnya di wilayah tersebut.

Kereta KAIA itu juga ditujukan untuk memudahkan perpindahan pengunjung dan peziarah ke dua Masjid Suci sebagai bagian dari tujuan visi Kerajaan Saudi untuk dapat menampung 30 juta peziarah pada tahun 2030. Berdasarkan catatan Pemerintah Saudi, Terminal 1 KAIA mencakup 810 ribu meter persegi dan terdiri dari enam lantai, area komersial, dan ruang tunggu khusus untuk mereka yang bepergian dengan kelas VIP.

Stasiun kereta api ini memiliki enam platform sepanjang 519 meter yang masing-masing mampu menangani dua kereta dengan 832 penumpang, dan dapat menangani sekitar 3.204 wisatawan.  Proyek rel bernilai miliaran dolar tersebut telah dirancang untuk mengatasi meningkatnya jumlah peziarah asing yang tiba di Kerajaan dan meringankan tekanan lalu lintas di jalan sepanjang Mekkah, Madinah, dan Jeddah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement