REPUBLIKA.CO.ID, WHAKATANE -- Tim militer Selandia Baru menemukan enam jenazah yang merupakan korban erupsi gunung berapi di pulau vulkanik, White Island. Enam dari delapan jenazah di pulau tersebut dibawa dengan helikopter ke kapal patroli angkatan laut.
Tim penyelamat telah menguasai pengetahuan mengenai lokasi ditemukannya enam jenazah tersebut. Saat ini dua jenazah lainnya belum ditemukan.
"Ini operasi yang sangat sulit dan telah menjadi prioritas kami," ujar Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan kepada Australian Broadcasting Radio Corp pada Jumat (13/12).
Gunung berapi di White Island meletus pada Senin lalu dan memuntahkan abu serta uap panas di pulau tersebut. Ketika erupsi terjadi, terdapat 47 orang yang sedang berwisata di pulau itu. Sebanyak 24 di antaranya berasal dari Australia, sembilan dari Amerika Serikat, lima dari Selandia Baru, empat dari Jerman, masing-masing dua dari China dan Inggris, serta satu dari Malaysia.
Sebuah doa bersama dilakukan dengan para keluarga korban sebelum tim penyelamat melanjutkan proses evakuasi. Di garis pantai kota Whatakane yang terletak sekitar 50 kilometer di sebelah barat White Island, ratusan keluarga dan anggota masyarakat setempat melakukan doa bersama ketika helikopter kembali datang membawa jenazah.
"Dari mana pun kita berasal, kita tidak akan meninggalkan satu sama lain. Kita semua adalah satu," ujar seorang warga Maori, Boz Te Moana yang ikut dalam aksi doa bersama tersebut.
Kondisi cuaca di laut maupun di White Island cukup bagus sehingga proses evakuasi dapat dilanjutkan. Namun operasi ini memakan waktu lebih lama karena peralatan perlindungan yang harus dipakai oleh tim.
Pihak berwenang menghadapi tekanan yang semakin besar dari keluarga korban dan komunitas lokal untuk mengevakuasi jenazah secepatnya. Operasi telah berulang kali tertunda karena risiko terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
Selain itu, ada juga kritik kepada pemerintah yang membolehkan White Island dibuka untuk umum. Padahal di pulau itu terdapat gunung berapi yang aktif. Ardern telah meluncurkan penyelidikan atas tragedi ini.
"Ini adalah erupsi gunung berapi yang sangat tidak terduga. Karena itu, dalam hal ini tidak cukup hanya dengan penjelasan yang tepat atau tidak," kata Ardern.