REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bakrie & Brothers Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 349,496 miliar pada kuartal tiga 2019. Angka ini naik 128,62 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang merugi Rp 1,221 triliun.
Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengatakan sejak beberapa tahun belakangan perusahaan melakukan berbagai upaya perbaikan posisi keuangan, utamanya dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan efisiensi besar- besaran di tingkat operasional anak-anak usaha.
"Secara bertahap, kinerja BNBR berhasil kita perbaiki dan tingkatkan. Tahun lalu, kita juga melakukan konversi sebagian utang menjadi saham dan ini turut meringankan beban kita secara cukup signifikan,” ujarnya saat konferensi pers di Bakrie Tower, Jakarta, Jumat (13/12).
Tercatat beban utang dan bunga perusahaan berkurang dari Rp 344,630 miliar pada kuartal tiga 2018 menjadi Rp 129,121 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Menurutnya peningkatan laba bersih sejalan dengan peningkatan aset sebesar Rp 15,29 triliun dibanding periode yang sama 2018 sebesar Rp 14,34 triliun. Peningkatan aset sebesar tujuh persen berasal dari investasi jangka pendek dan investasi pada entitas asosiasi dan entitas pengendalian bersama.
Perusahaan juga mencatatkan ekuitas cukup positif sejak akhir 2018 yang sebesar Rp 2,7 triliun dan meningkat 18 persen pada kuartal tiga tahun 2019 menjadi Rp 3,17 triliun. Alhasil pendapatan naik 6,16 persen menjadi Rp 2,473.277 triliun pada kuartal tiga 2019 dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 2,330 triliun.
“Ini adalah momen bounce back bagi BNBR, di mana ekuitas kembali positif sejak akhir 2018 lalu. Terlebih lagi jika kita lihat laba bersih. Kini sudah berbalik, dari rugi sejak semester pertama tahun 2018 lalu,” jelasnya.
Ke depan, perusahaan akan mendorong basis manufaktur yang kuat pada unit usaha antara lain datang dari PT Bakrie Metal Industries (BMI), PT Bakrie Pipe Industries (BPI) dan PT Bakrie Autoparts (BA).
Bakrie Metal Industries telah memproduksi jembatan baja di seluruh wilayah Indonesia sepanjang total 26.4 km, setara dengan panjang Selat Sunda dan menjadi acuan dari hampir seluruh jembatan rangka baja di semua provinsi.
Bakrie Pipe Industries pada 2017-2018 memasok sebesar 34 persen dari total kebutuhan tiang listrik baja PLN. Sedangkan Bakrie Autoparts saat ini tengah merintis industri kendaraan listrik nasional melalui pengembangan bus listrik bekerja sama dengan BYD Auto.