REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih sepakat untuk menangguhkan dan mengurangi beberapa tarif masuk barang-barang China. Hal ini dilakukan setelah Negeri Tirai Bambu itu berencana untuk meningkatkan pembelian produk-produk pertanian Amerika Serikat (AS) pada 2020.
Pada Jumat (13/12) sumber yang mengetahui hal ini mengatakan langkah tersebut sebagai langkah maju dalam upaya mengakhiri perang dagang dua perekonomian terbesar di dunia. Sumber itu mengatakan AS akan menangguhkan kenaikan tarif barang-barang China senilai 160 miliar dolar AS.
Penangguhan ini diperkirakan mulai berlaku pada 15 Desember. AS juga akan mengembalikan kenaikan tarif yang sudah terapkan ke angka semula. Dua orang sumber dari AS mengatakan langkah ini sebagai balasan karena Beijing setuju untuk membeli produk pertanian AS senilai 50 miliar dolar AS pada 2020.
Jumlah pembeliannya dua kali lipat dibandingkan 2017 ketika perang dagang yang kini sudah berjalan selama 16 bulan belum dimulai. Gedung Putih belum memberikan pernyataan resmi sehingga belum diketahui apa syarat-syarat yang disetujui kedua belah pihak.
Dua sumber yang mengetahui negosiasi ini mengatakan negosiator AS menawarkan untuk memotong tarif barang-barang China yang sudah berlaku sebesar 50 persen. Mereka juga menawarkan untuk menangguhkan rencana pemberlakukan tarif baru yang harusnya berlaku pada Ahad (15/11).
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengamankan kesepakatan 'Tahapan 1' yang dijanjikan pada Oktober. Perang dagang atau perang tarif AS dan Cina telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Perang dagang ini juga menurunkan profit dan investasi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. AS sudah mengumumkan akan memberi subsidi senilai 28 miliar dolar AS kepada petani mereka yang terdampak perselisihan dagang ini.
"Jika ditandatangani ini akan mendorong tahap pertama yang menjadi dasar dari hubungan bilateral yang kian memburuk. Tapi ini baru awal. Isu yang dihadapi China dan AS rumit dan berbagai segi," kata Presiden Dewan Perdagangan AS-China Craig Allen.
Berdasarkan data Departemen Pertanian AS, pada 2017 China membeli produk-produk pertanian AS senilai 24 miliar dolar AS. Saat bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 11 Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua negara telah menyepakati Tahapan 1.
Tahapan 1 itu berisi kesepakatan kedua negara tentang 'hak intelektual, layanan keuangan dan 'pembelian produk-produk pertanian senilai 40 sampai 50 miliar dolar AS'. Saat itu Trump mengatakan perjanjian tertulis akan segera tersedia dalam beberapa pekan. "Kami menyepakati prinsip-prinsip hal-hal yang baru saya sebutkan, semua poin yang berbeda," kata Trump saat itu.